JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan investasi Tiongkok telah memenuhi 4+1 Rule of Thumb yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Hal itu disampaikan Luhut dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.
4+1 yang dimaksud Luhut yakni ramah lingkungan, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja dengan menggunakan tenaga kerja lokal, menciptakan nilai tambah, dan model kerja sama business to business (B2B).
Luhut pun mengungkapkan bahwa China telah diajak oleh Presiden Joko Widodo untuk berpartisipasi dalam kelanjutan pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung hingga ke Surabaya.
“Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung juga diharapkan dapat diperpanjang menjadi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung-Surabaya. Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kepada Presiden Xi Jinping agar RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dapat berpartisipasi dalam proyek tersebut,” ujar Menko Luhut dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis 14 Januari 2021.
Dalam kunjungan Menlu China Wang Yi pada Rabu 13 Januari 2021, Luhut juga mengajak Menlu China untuk menikmati panorama perbukitan di Kaldera dan tempat bersejarah di sekitar Danau Toba.
Sehari sebelumnya yaitu pada Selasa 12 Januari 2021, Luhut bersama dengan Menlu China Wang Yi menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama (MoU) terkait proyek kerja sama ‘Two Countries Twin Park’ di Parapat, Sumatera Utara.
Tujuan kerja sama ini untuk membangun model baru industri antara Indonesia dan Tiongkok, membentuk dasar yang efisien bagi investasi dan perdagangan dua arah, serta memperkuat pertukaran kerja sama ekonomi dan perdagangan.
Terkait bidang tersebut, Luhut juga menyatakan bahwa kedua negara dalam hal ini Indonesia-RRT mampu membuka diri untuk membangun rumah sakit internasional agar tercipta kerja sama yang lebih mumpuni antara rumah sakit, pertukaran dokter dan tenaga kesehatan, serta kolaborasi riset dan teknologi antarnegara.
Dalam hal riset, Luhut juga mengundang perguruan tinggi Tiongkok melakukan kerja sama riset di bidang herbal.
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan area seluas 500 hektare di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang akan difungsikan sebagai Pusat Herbal dan Hortikultura. Bukan tanpa alasan, wilayah ini dibangun karena Indonesia memiliki potensi tanaman obat herbal yang besar dan setiap tahunnya, 40 persen penduduk Indonesia mengandalkan obat herbal untuk menjaga kesehatannya.
Di lokasi ini akan didirikan area demo pertanian, kantor, tempat tinggal, guest house, laboratorium, dan ladang pengumpulan plasma nutfah.
“Selain itu, di tengah pandemi ini, saya juga berharap agar kerja sama ekonomi kita tidak berhenti dan dapat terus ditingkatkan. Indonesia memiliki sumber daya yang kaya sehingga diharapkan Indonesia dapat memperluas pasar produknya di RRT, termasuk akses bagi produk sarang burung wallet, perikanan, buah tropis, dan batu bara,” jelas Luhut.