JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah (pemda) mengaktifkan kembali posko penanganan covid-19 tingkat desa. Pemantauan kepatuhan protokol kesehatan (prokes) di daerah dinilai menurun.
“Jumlah posko yang memantau kepatuhan di daerah telah mengalami penurunan selama sembilan minggu terakhir,” kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, (9/12/2021).
Dia menyebut jumlah laporan pemantauan tertinggi tercatat pada 3 Oktober 2021, yaitu sejumlah 5,5 juta laporan. Namun, per minggu ini hanya masuk 3 juta laporan.
“Penurunan pelaporan kinerja posko tingkat desa atau kelurahan perlu menjadi perhatian,” ucap dia.
Wiku juga mengingatkan agar pengaktifan posko ini menjadi perhatian 17 provinsi. Di antaranya, Bali, Banten Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kepulauan Riau. Kemudian, Maluku, Maluku Utara, NTB, NTT, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara Sulawesi Tengah, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan.
Wiku juga memastikan pemerintah terus memperkuat dari sisi kuratif. Di tengah usaha untuk mengendalikan jumlah kasus, kesiapan fasilitas kesehatan untuk menangani pasien covid-19 merupakan aspek yang terus diperhatikan.
“Sejauh ini, Indonesia masih tetap mempertahankan kesiapsiagaan, terlihat dari data tempat tidur untuk covid-19 yang cenderung tetap dan belum dikonversi kembali,” kata dia.
Namun, di beberapa provinsi terlihat adanya kenaikan keterisian tempat tidur untuk keperluan isolasi. “Kita harus meningkatkan kewaspadaan,” kata Wiku.
Wiku mengatakan provinsi yang menunjukkan kenaikan keterisian tempat tidur antara lain, Nusa Tenggara Timur sebesar 8,97 persen per 7 Desember 2021, menjadi 10,31 persen sehari setelahnya.
Kemudian, Kalimantan Tengah kenaikan dari 1,51 persen per 5 Desember 2021, menjadi 2,14 persen pada 8 Desember 2021. Lalu, Gorontalo naik dari nol persen pada 5 Desember 2021, menjadi 1,11 persen per 8 Desember 2021.
Selanjutnya, Papua dari 10,65 persen pada 5 Desember 2021, menjadi 11,26 persen pada 8 Desember. Aceh naik dari 3,62 persen per 3 Desember 2021, menjadi 7,61 persen pada (8/12/2021).
Kenaikan juga terjadi di Jawa Tengah dari 2,02 persen pada 5 Desember 2021, menjadi 2,38 persen per 8 Desember 2021. “Kita sudah menjumpai adanya perkembangan yang kurang baik, terutama pada beberapa wilayah itu,” katanya.
Wiku menegaskan mencegah naiknya kasus pada periode Natal dan tahun baru (Nataru) penting dilakukan sejak dini. Pemerintah tak ingin ada gelombang covid-19 pada Nataru.