Wow! Dua Wisudawan Asing ITS Raih Predikat Cum Laude

Wow! Dua Wisudawan Asing ITS Raih Predikat Cum Laude
Andres Javier Duarte Ariza dan Abu Bakarr, dua wisudawan asing ITS yang berhasil lulus dengan Cum laude. (Foto: Dok. ITS)

SURABAYA, METROSIDIK.CO.ID — Melanjutkan pendidikan di luar negeri ketika dunia sedang dilanda pandemi bukanlah hal mudah. Mampu melewati tantangan yang ada, pada wisuda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang ke-124 ini terdapat dua mahasiswa asing yang berhasil menyelesaikan pendidikan program magister dan siap pulang ke negaranya dengan membawa predikat Cum laude.

Keduanya adalah Andres Javier Duarte Ariza (S2 Teknik Elektro) asal Kolombia dan Abu Bakarr Momodu Bangura (S2 Teknik Fisika) dari Sierra Leone. Mereka mendapatkan kesempatan emas untuk menempuh perkuliahan di ITS berkat beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Sekarang Kemendikbudristek).

Dua mahasiswa asing ini menjelaskan, setelah mengetahui program beasiswa tersebut, mereka pun tertarik sehingga langsung mendaftarkan diri dan mengikuti proses seleksi. Keduanya mengakui memilih ITS dari 16 pilihan universitas, dengan alasan karena kampus pahlawan ini memiliki basis penelitian yang kuat dan cocok untuk pilihan ilmu yang mereka inginkan.

Baca juga  Terseret Arus Sungai Sei Berte, Seorang Mahasiswi Ditemukan Meninggal

Akhirnya keduanya berhasil diterima di ITS melalui beasiswa KNB tersebut.  Andres dan Abu Bakarr datang ke Indonesia pada tahun 2018 untuk berkuliah memperdalam ilmu mereka di program magister. Dua pria yang sebelumnya menempuh pendidikan sarjana di negara asal masing-masing ini menceritakan motivasi mereka untuk bertahan sampai akhir.

Salah satunya adalah karena ingin mengenal hal baru dan fokus menyelesaikan studi. Akhirnya mereka berdua lulus dengan menyandang predikat pujian. Adapun rinciannya adalah Andres memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,87 sementara Abu Bakarr lulus dengan IPK 3,82.

Baca juga  Jeritan Warga Tidak Mampu Yang Terjebak Dalam Aturan Sekolah Swasta di Lampung

Dalam menjalani kehidupan kampus, Andres dan Abu Bakarr juga sempat mengalami kendala. Keduanya tidak menjalani studi langsung, tetapi butuh waktu satu tahun belajar bahasa Indonesia terlebih dahulu.

Bagi Abu Bakarr, terdapat banyak tantangan untuk hidup di Indonesia dari aspek komunikasi dan budaya sampai keadaan iklim Indonesia. “Namun tetap senang dan bersyukur bisa menginjakan kaki di Indonesia,” ungkap Abu Bakarr dalam keterangan tertulis ITS, Jumat, (15/10/2021).

Baca juga  Pendanaan Membengkak, Pemerintah Backup APBN untuk Proyek Kereta Cepat

Andres bercerita, bahwa hal yang paling berkesan baginya adalah masyarakat Indonesia. Karena selain mengerjakan tesisnya, ia menyempatkan berkeliling dan mengenal budaya sekitar. Sementara itu, iklim internasionalisasi ITS itu cukup menantang tetapi dapat memberikan banyak dukungan yang mempermudah perkuliahan.

“Bimbingan dosen ITS, fasilitas lab-lab yang ada, dan bantuan kawan ITS lainnya memberikan dukungan yang sangat membantu,” jelasnya.

 

jasa website rumah theme

Pos terkait