METROSIDIK.CO.ID — Tidak kurang dalam waktu tiga bulan, Indonesia akan menjalankan amanah sebagai Presiden G20.
Serah terima presidensi akan berlangsung pada 30 – 31 November mendatang di Roma, Italia, yang menurut rencana akan dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Indonesia pun saat ini tengah sibuk mempersiapkan diri, untuk menjalankan amanah sebagai Presiden G20 setelah Arab Saudi dengan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang juga merupakan Ketua Sherpa Track 2, mengatakan, 2022 diperkirakan rivalitas antara kekuatan besar masih akan terus berlanjut, yang berdampak pula pada defisit kepercayaan.
“Dari sisi geopolitik diperkirakan rivalitas antara kekuatan besar akan berlanjut, trust defisit masih menonjol. Ketiga, dengan latar belakang situasi dunia seperti yang saya sampaikan maka selama keketuaan Indonesia spirit utamanya adalah pulih bersama. Untuk pulih bersama diperlukan spirit solidaritas, Kerjasama, kolaborasi, kemitraan dan inklusifitas,” ungkap Retno Marsudi dalam konferensi pers yang digelar Selasa (14/09/2021) malam.
Merujuk pada kondisi itu menurut Retno, inklusifitas merupakan salah satu kunci dalam Presidensi G20 Indonesia, dimana Indonesia tidak hanya akan memperhatikan anggota G20, namun juga kepentingan negara berkembang dan kelompok rentan.
“Ini memang merupakan DNA politik luar negeri Indonesia. jika kita melihat beberapa tahun kebelakang, saat kita menjadi anggota dewan keamanan PBB misalnya ECOSOC saat ini menjadi salah satu co-chairs dari COVAC AMC-engagement group, maka Indonesia secara konsisten menjadi bagian dari solusi, menjembatani perbedaan dan selalu menyuarakan kepentingan negara berkembang dan peran ini akan kita lanjutkan Pada saat Indonesia memegang presidensi G20,” paparnya.
Retno menjelaskan komitmen Indonesia untuk mengedepankan inklusifitas di dalam presidensinya di G20 tersebut, akan diwujudkan dengan memberikan perhatian besar kepada negara-negara berkembang di Asia, Afrika hingga negara-negara kepulauan kecil.
“Indonesia akan memberikan perhatian besar kepada negara berkembang di Asia, di Afrika, di Amerika Latin termasuk negara-negara Kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia. kita juga akan merangkul keterlibatan berbagai kalangan perempuan, Pemuda, akademisi, dunia usaha dan parlemen,” ungkap Retno Marsudi.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang juga merupakan Ketua Sherpa 1 memaparkan, terdapat lima pilar di dalam presidensi G20 Indonesia, di antaranya peningkatan produktivitas untuk pemulihan, membangun ekonomi dunia yang tangguh pasca pandemi serta menjamin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.