JAKARTA, METROSIDIK.co.id — Kasus gangguan ginjal akut semakin meningkat, berdasarkan laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus gangguan ginjal akut misterius mencapai 241 kasus yang tersebar di 22 provinsi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut, jumlah anak-anak yang meninggal mencapai 133 orang atau sekitar 55 persen dari total kasus.
Merespons hal tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memerintahkan BUMN farmasi serta Rumah Sakit (RS) milik BUMN untuk memeriksa ulang ketentuan obat-obatan menyusul munculnya kasus gangguan ginjal akut misterius (Acute Kidney Injury/AKI).
Erick Thohir menyebut Kimia Farma (KAEF), Indofarma, RS BUMN, dan apotek-apotek Kimia Farma untuk menyortir jenis-jenis obat yang belum ada pernyataan aman.
“Saya sudah meminta Kimia Farma sejak awal untuk mengecek obat-obatan, tidak hanya obat batuk, tapi obat-obatan yang lain yang memang harus aman dan sesuai,” ujar Erick Thohir dalam keterangannya di Jakarta.
Erick Thohir menekankan keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam layanan kesehatan di BUMN.
BUMN, lanjutnya, harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
Erick Thohir menyebut tidak ingin BUMN ada pemikiran meraih keuntungan dalam situasi yang terjadi saat ini, seperti halnya saat pandemi.
“Kita harus berbicara tentang keselamatan karena itu saya minta Kimia Farma benar-benar menjaga supaya jangan sampai ketika masyarakat yang hari ini lagi susah ditambah lagi terbebani dengan isu-isu obat yang bahkan merenggut nyawa masa depan anak-anak Indonesia,” ujar Menteri BUMN itu.