JAKARTA — Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia.
Selain itu, Indonesia juga masuk ke dalam lima besar kematian tenaga medis dan kesehatan di seluruh dunia.
“Sejak Maret hingga akhir Desember 2020 terdapat total 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19,” ujar Adib dikutip dari siaran pers PB IDI, Sabtu (2/1/2021).
“Jumlah itu terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medis,” tuturnya.
Adib merinci, para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 131 dokter umum, 101 dokter spesialis dan serta 5 residen yang seluruhnya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Adapun, keseluruhan data tersebut dirangkum dari data Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Perastuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
Adib mengungkapkan, Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan jumlah kematian tenaga kesehatan dan tenaga medis tertinggi.
Tercatat ada 46 dokter, 2 dokter gigi, 52 perawat, 1 tenaga laboratorium medis yang wafat.
Kemudian, disusul oleh DKI Jakarta yang mana ada 37 dokter, 5 dokter gigi, 24 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga laboratorium medis yang wafat.
Selanjutnya, ada Jawa Tengah yang mencatat 31 dokter, 24 perawat, 3 tenaga laboratorium medis yang wafat.
Lebih lanjut Adib mengungkapkan, sepanjang Desember 2020 PB IDI mencatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19.
Angka ini naik lima kali lipat dari awal pandemi.
“Kenaikan ini .erupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi seperti berlibur, Pilkada dan aktifitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah,” ucap Adib.
Sumber: