Febri Diansyah ungkap Pelemahan KPK dan Momen Politik 2024

Febri Diansyah ungkap Pelemahan KPK dan Momen Politik 2024
Mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengungkapkan celah korupsi lewat pendanaan politik di masa Pemilu 2024 terbuka lebar.(Foto: ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA).

METROSIDIK.CO.ID, JAKARTA — Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPKFebri Diansyah mengungkapkan celah korupsi lewat pendanaan politik di masa Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 terbuka lebar karena ada tiga agenda besar yakni pemilihan presiden, anggota dewan (legislatif) dan kepala daerah.

Di sisi lain, menurut dia, KPK tidak akan berdaya lagi mengusut kasus korupsi politik karena sudah dihabisi independensinya.

Dalam hal ini Febri turut menyinggung 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) dan telah dibebastugaskan. Menurutnya, 75 pegawai tersebut merupakan simbol independensi lembaga antirasuah.

Baca juga  Tommy Soeharto gugat pemerintah Rp 56,6 miliar karena rumahnya digusur untuk Tol Desari

“Dihubungkan dengan teori, konsep dan juga kasus-kasus yang terjadi tentang kebutuhan dana politik yang besar, dari mana politikus ini bisa mendapatkan dana,” ujar Febri sebagaimana dikutip dari akun instagram @febridiansyah.id, Minggu (6/6). Febri sudah mengizinkan CNNIndonesia.com untuk mengutip pendapatnya.

“Apakah dari uang saku mereka, kekayaan mereka, hampir tidak mungkin. Di sinilah kalau pemberantasan korupsi tidak kuat, maka ruang mereka untuk mengumpulkan dana politik dari korupsi bisa jadi akan lebih besar,” lanjutnya.

Baca juga  Polda Metro Sikat Bersih Preman hingga Bos Pungli Tanjung Priok

Berbicara kontestasi politik tahun 2024, ia menilai ada yang lebih berbahaya jika KPK tak lagi independen. Yakni KPK hanya dijadikan alat untuk suatu kepentingan tertentu menghajar lawan politik.

Jika terjadi demikian, perhelatan demokrasi tidak akan berjalan secara adil. Lebih dari itu, lanjut dia, oligarki akan semakin kuat.

“Maka yang terjadi adalah oligarki akan semakin kuat karena tidak ada kontestasi politik yang fair, tidak ada keseimbangan misal oposisi yang kuat dan tidak ada pihak-pihak yang berbeda dengan kekuasaan karena mereka bisa dihajar salah satunya dengan tools lembaga antikorupsi yang tidak independen,” tandasnya.

Baca juga  11 Jaksa Lolos Seleksi Tahap Akhir Pegawai KPK

Menurut dia, risiko-risiko di atas harus dipikirkan secara lebih serius lagi. Independensi KPK, menurut dia, merupakan poin penting yang harus diselamatkan.

“Sehingga kita sering bilang ini bukan soal 75 saja. 75 itu adalah poin penting yang kita perjuangkan, tetapi ada yang lebih besar yaitu independensi KPK karena ini bisa ke mana-mana risikonya,” pungkas Febri.

 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait