Konflik Palestina-Israel perang narasi warganet Indonesia ‘Jangan sampai jadi persoalan besar’

Konflik Palestina-Israel perang narasi warganet Indonesia 'Jangan sampai jadi persoalan besar'
Tembakan roket Hamas disambut rudal pencegah Kubah Besi Israel di langit Kota Beit Lahia di sebelah utara Jalur Gaza 14 Mei 2021. (Foto: AFP VIA GETTY IMAGES)

 

Perbedaan narasi

Sementara itu, menanggapi sikap sebagian masyarakat Indonesia yang mendukung kebijakan pemerintah Israel terkait konflik dengan Palestina belakangan ini, Hidayat menganggap literasi dan rujukan kalangan pro-Israel itu ‘tidak cukup kuat’.

“Mereka biasanya memotong dengan alasan, ini terkait dengan self defence-nya Israel karena diserang teroris yang bernama Hamas. Padahal, siapapun tahu bahwa sebelum ada Hamas pun, Israel sudah melakukan teror dan merampas tanah Palestina,” jelas Hidayat.

Hidayat menganalisa, narasi yang dimunculkan kelompok pro-Israel itu dibangkitkan oleh narasi diciptakan oleh lobi-lobi Israel-Yahudi atau Israel Zionis.

“Sehingga menghadirkan pemahaman yang ahistoris dan salah,” katanya.

Dia juga menduga kehadiran kelompok pro-Israel di Indonesia merupakan kelompok-kelompok Fobia Islam.

“Mereka tidak paham Islam dengan baik, kemudian melahirkan salah-paham tentang penyikapan terhadap Palestina,” ujar Hidayat.

Di sisi lain, Monique menyajikan pandangan yang berbeda. Bagi dia, selama ini publik di Indonesia disajikan literasi yang berat sebelah terkait masalah Israel dengan Palestina dengan lebih menempatkan Israel dalam posisi sebagai penjajah.

“Orang di Indonesia itu tidak ngerti, saya itu selalu diserang dibilang ‘Anda penjajah’ terus. Tapi saya selalu tanya, Israel itu menjajah Palestina sejak tahun berapa, nggak ada yang kasih tahu jawabannya. Tahunnya itu tidak ada yang kasih tahu. Saya selalu tanya, nama pemimpin ketika Palestina dijajah Israel itu siapa?

Tidak ada juga yang bisa sebutkan. Inilah history denial yang menurut saya perlu dikoreksi oleh kita bersama,” ujarnya.

Maka mantan jurnalis itu mendirikan yayasan Hadassah of Indonesia pada 2016 untuk mengedukasi orang Indonesia tentang Israel, Yahudi dan sejarah Holocaust agar tidak ada lagi kebencian terhadap orang Yahudi dan anti-Israel.

Baca juga  Hamas: Kelanjutan Gencatan Senjata Tergantung Perilaku Israel

Menurut dia, Indonesia tidak ada konflik dengan Yahudi. “Tapi kenapa sangat anti dengan negara Israelnya? Nah itu menurut saya, ternyata dari apa yang saya geluti selama 2016 sampai sekarang dasarnya adalah karena ketidaktahuan sejarah.”

 

Seperti apa sikap warga Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel?

Lembaga Survei Indonesia Indicator, dalam riset terbarunya, menyimpulkan “masyarakat Indonesia merasa memiliki kedekatan dengan Palestina”.

Mereka menyoroti pemberitaan di beberapa media nasional dan asing, serta media sosial Twitter tentang konflik Israel-Palestina belakangan ini, sejak 7 Mei hingga 15 Mei lalu.

“Hal ini terlihat dari setiap ada isu tentang Palestina, masyarakat melalui medsos khususnya Twitter, seringkali bergolak dan mengajak “berjuang” untuk Palestina,” kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, dalam pesan tertulis yang dikutip dari BBC News Indonesia, Senin (17/5/2021).

Temuan mereka juga mengungkapkan, dilihat dari karakter netizen, terlihat bahwa netizen menganggap apa yang terjadi di Tepi Barat atau di Gaza merupakan “satu kesatuan, yaitu Palestina”.

“Ini terlihat dari beberapa postingan netizen yang mencoba mengklarifikasi insiden terakhir ini sering justru diserang balik,” tulis Rustika.

Hasil riset Indonesia Indicator juga menyebutkan mulai muncul beberapa tagar mendukung Palestina, seperti #inastandswithPalestine.

Disebutkan pula banyak gambar yang diviralkan di media sosial menggambarkan “kekejaman” dan terutama pada anak. “Hal ini yang seringkali menimbulkan empati,” jelasnya.

“Empati itu telah menimbulkan dukungan masyarakat Indonesia dengan berbagai donasi untuk Palestina dengan jumlah yang cukup fantastis,” tambahnya.

Kemudian, “isu ini juga makin ‘panas’ karena netizen mempertanyakan kebenaran perihal isu bank di Indonesia tidak lagi bisa mengirim uang ke bank di Palestina.

Namun di sisi lain, demikian temuan riset Indonesia Indicator, pernyataan tegas Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendapat apresiasi dari netizen.

Baca juga  Dibuka Rupiah Menguat di Tengah Bervariasinya Mata Uang Asia

Tapi, “mereka menunggu ketegasan ini,” kata Rustia Herlambang.

 

jasa website rumah theme

Pos terkait