JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) memproyeksikan pelayanan di pelabuhan kelolaan PT Pelindo I, II, III, dan IV akan terstandarisasi dengan baik pascaintegrasi empat perusahaan itu. Adapun pelabuhan-pelabuhan Pelindo tersebar dari Sabang sampai Merauke
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, merger Pelindo secara legal ditargetkan terlaksana pada 1 Oktober 2021. Salah satu tujuan penggabungan adalah menghadirkan pelayanan pelabuhan terstandarisasi, baik pelabuhan di wilayah barat ataupun di timur Indonesia.
“Kecepatan dan ketepatan pelayanan bisa terstandarisasi di seluruh pelabuhan yang ada dari Sabang sampai Merauke,” kata Kartika dalam konferensi pers Rancangan Penggabungan PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV secara daring pada Rabu (1/9/2021).
Dia menambahkan, dengan adanya standar yang setara, maka berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan, dalam hal ini operator pelayaran.
“Merger ini membuat standarisasi operasional dan pelayanan pelabuhan sehingga ada efisiensi bagi pengguna pelabuhan,” kata Kartika.
Kartika menyampaikan, integrasi ini ditujukan juga untuk menurunkan biaya-biaya yang ada di pelabuhan. Dengan demikian, diharapkan turut berkontribusi menekan biaya logistik nasional. Di mana, saat ini, biaya logistik mencapai 23% dari produk domestik bruto (PDB).
“Tentunya dengan integrasi ini, kami bisa berperan untuk bisa menurunkan secara signifikan biaya-biaya di pelabuhan,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono menjelaskan, Pelindo I, II, III, IV selama ini punya kapabilitas yang berbeda-beda, baik dari sisi keuangan, pengalaman, dan sumber daya manusia. Akibat dari perbedaan itu adalah kinerja operasi dan pelayanan yang tidak punya standar sama di masing-masing pelabuhan.
Padahal, menurut dia, jika ingin turut berkontribusi dalam memangkas biaya logistik, maka kinerja dan pelayanan di setiap pelabuhan harus sama baik. Hal tersebut mengingat logistik berkaitan erat dengan jaringan.
“Kalau kita bicara logistik, khususnya maritim, itu bicara network. Artinya, pelayanan yang baik tidak hanya di satu pelabuhan. Kita bicara network, bicara koridor, maka pelabuhan yang baik harus di semua tempat,” jelas Arif.