Kepala Sekolah dapat mengimbau orang tua dan peserta didik untuk dapat memberikan masukan kepada guru-guru secara rutin. Selain itu, lanjut Nadia, guru-guru dapat melakukan sharing session untuk saling berbagi best practice mengajar dalam masa pandemi ini. Diharapkan, dengan masukan yang ada, guru-guru dapat mengembangkan metode pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik untuk peserta didik.
Guru adalah pihak yang paling mengerti kompetensi dan preferensi peserta didik di kelasnya. Sehingga sudah sewajarnya mereka diberikan kebebasan untuk merancang sistem pembelajaran yang tepat.
Akan tetapi, implementasi Merdeka Belajar sangat berbeda drastis dengan pemahaman guru-guru terkait dengan tugas mereka selama ini. Oleh karena itu, Merdeka Belajar ini akan membutuhkan waktu lama untuk dapat mengubah kebiasaan mengajar guru-guru.
“Kewajiban guru-guru untuk bertransformasi secara instan tanpa adanya pembinaan yang memadai akan sangat membebani mereka,” terang Nadia.
Merdeka Belajar merupakan program yang digagas oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim dan secara efektif mulai diimplementasikan pada awal 2020 lalu. Salah satu aspek menarik dari Merdeka Belajar ini adalah diberikannya ruang bagi guru untuk dapat menentukan sendiri metode pembelajaran yang sesuai untuk peserta didiknya dan dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang mereka miliki.
Esensinya, Merdeka Belajar adalah terobosan baru bagi sektor pendidikan Indonesia yang dikenal sangat terstruktur, rigid, dan sangat menekankan pada tujuan pembelajaran yang menekankan pada nilai.