Pemenuhan Gizi Masyarakat, Kementan Percepat Peningkatan Produksi Susu Nasional

Pemenuhan Gizi Masyarakat, Kementan Percepat Peningkatan Produksi Susu Nasional
Dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat khususnya peningkatan protein hewani dan sekaligus mengurangi ketergantungan impor susu, maka Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus melakukan upaya percepatan peningkatkan produksi susu nasional. (Foto: Republika)

GOWA, METROSIDIK.CO.ID –Dalam rangka pemenuhan gizi masyarakat khususnya peningkatan protein hewani dan sekaligus mengurangi ketergantungan impor susu, maka  Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus melakukan upaya percepatan peningkatkan produksi susu nasional.

Hal itu disampaikan  Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat melakukan peletakkan batu pertama  pembangunan kandang pada kegiatan pengembangan ternak sapi perah dan Gerakan menanam tanaman pakan ternak berkualitas di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolano, Kabupaten Gowa, Provinsi  Sulawesi Selatan (16/03).

“Kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan swasta, Peternak serta stakeholders lainnya dalam kontribusinya terhadap pembangunan pertanian,” ujar Mentan SYL, Selasa (16/3).

Ia menjelaskan, kebutuhan susu di Indonesia mencapai 4,3 juta ton per tahun, sementara produksi susu nasional belum sampai 1 juta ton per tahunnya. Sehingga, kontribusi susu dalam negeri terhadap kebutuhan susu nasional baru sekitar 22 persen, maka diperlukan impor yang masih cukup.

Baca juga  Ekonom Bhima Yudhistira Nilai Pemerintah Masih Mampu Gratiskan Vaksin Booster

besar. “Kekurangan produksi susu tersebut harus dipenuhi dengan impor (78%). Maka diperlukan peningkatan produksi susu dalam negeri, sehingga angka ketergantungan impor dapat dikurangi,” tambah Mentan SYL.

Pemenuhan target kebutuhan susu segar dalam negeri ini dapat berkontribusi sebesar 60 persen terhadap kebutuhan susu secara nasional. Diperkirakan memerlukan populasi sapi perah sebesar 1,3 juta ekor, sementara saat ini populasi sapi perah masih berada pada kisaran mendekati 600 ribu ekor.

Mentan SYL menerangkan, pengembangan populasi sapi perah di Kabupaten Gowa ini merupakan prototype pengembangan sapi perah di luar Pulau Jawa yang merupakan model pengembangan terintegrasi mulai dari produsen sampai dengan pasar, dari hulu sampai dengan hilir.

Kementan dan Pemerintah Kabupaten Gowa memulai pengembangan peternakan sapi perah medium scale ini sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan supply susu segar ke unit pengolahan susu yang akan dilakukan oleh PT Cimory.

Berdasarkan informasi, PT Cimory Bogor memiliki budidaya sapi perah medium scale dengan kepemilikan 500 ekor sapi perah dan plasma dari 26 kooperasi yang memiliki jumlah sapi perah kurang lebih 2.600 ekor sapi. Dengan populasi tesebut, bisa menghasilkan 30 sampai 40 ton susu segar per hari.”Kemudian susu segar tersebut bisa untuk diolah menjadi produk olahan dalam bentuk Pasteurisasi, UHT, dan Yoghurt,” jelas SYL.

Sedangkan, untuk Kabupaten Gowa, dengan kepemilikan awal dari medium scale sebanyak 200 sampai 300 ekor dengan jumlah ideal 500 ekor sapi perah. Jumlah tersebut akan dilengkapi dengan supply susu segar yang berasal dari para peternak sapi perah di sekitar Kabupaten Gowa dan merupakan plasma yang bermitra dengan usaha medium scale. Pembiayaan untuk usaha para peternak ini bisa memanfaatkan sumber pembiayaan KUR dengan off-taker PT. Cimory.

Mentan SYL mengatakan, insentif juga akan disediakan bagi pelaku usaha melalui fasilitas insentif pengurangan pajak penghasilan (tax allowance) dan asuransi sapi dalam memitigasi risiko kematian dan kehilangan sapi. Hal ini sebagai salah satu upaya peningkatan investasi sapi perah.

 

jasa website rumah theme

Pos terkait