JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Harga emas naik tipis setelah kemarin ditutup ke level terendah sejak bulan Juni 2020. Selasa (2/3) pukul 7.27 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.726 per ons troi, naik 0,06% ketimbang penutupan perdagangan kemarin pada US$ 1.725,04 per ons troi.
Sedangkan harga emas kontrak April 2021 justru turun lagi ke US$ 1.722 per ons troi dari harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 1.723 per ons troi. Harga emas kontrak ini pun mencapai level terendah sejak Juni 2020.
Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya minat risiko di antara investor menjadi pemberat harga emas meski imbal hasil US Treasury turun. “Visi pemulihan ekonomi, dolar rebound dari posisi terendah baru-baru ini, pasar ekuitas berjalan dengan baik menjadi penyebab permintaan emas yang lebih rendah,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures kepada Reuters.
Tapi, Meger mengingatkan bahwa masih ada potensi stimulus US$ 1,9 triliun dari pemerintah AS. “Kita berpotensi melihat kenaikan inflasi, di mana emas memiliki kecenderungan untuk bergerak cukup baik,” kata dia.
Indeks dolar melonjak ke level tertinggi tiga minggu. Sementara optimisme atas stimulus ekonomi dan pembaruan yang menjanjikan pada vaksin COVID-19 mengangkat sentimen risiko di pasar keuangan yang lebih luas.
DPR AS menyetujui rencana bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden pada Sabtu pagi. DPR mengirimkan persetujuan ini ke Senat untuk dipertimbangkan.
Analis StoneX, Rhona O’Connell mengatakan, meskipun mungkin didukung oleh stimulus dalam jangka menengah, harga emas akan menghadapi beberapa rintangan. Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi baru-baru ini mengancam status itu karena menimbulkan opportunity cost lebih tinggi untuk memegang emas batangan, yang memiliki yield.
“Di sisi teknis, level psikologis US$ 1.700 sangat signifikan, sedangkan kisaran US$ 1.760-US$ 1.765 merupakan rintangan penting bagi emas untuk naik lebih lanjut,” kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di perusahaan jasa keuangan Axi.
Sumber: