JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Muhasabah dan Istighosah Untuk Negeri di Masjid Istiqlal Jakarta pada Kamis (28/1) pukul 20.00 WIB. Kegiatan ini digelar untuk merespons situasi dan keadaan yang menimpa masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia.
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menyampaikan, malam ini menggelar muhasabah dan istighasah untuk merespons berbagai musibah dan kerusakan. Maka perlu dilihat mengapa musibah dan kerusakan ini terjadi, kemudian perlu mencari solusinya.
“Para ulama dituntut bisa mencarikan solusi-solusi itu, karena para ulama adalah pemegang mandat dari ajaran Allah SWT,” kata Kiai Maruf dalam acara Muhasabah dan Istighasah Untuk Negeri, Kamis (28/1) malam.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini mengatakan bahwa Islam adalah agama perbaikan. Risalaha islamiyah merupakan risalah islahiyah. Maka ulama harus melakukan perbaikan-perbaikan dalam berbagai masalah termasuk masalah kemasyarakatan.
Dia mengingatkan bahwa melakukan perbaikan-perbaikan adalah tugas ulama. Maka ulama tidak boleh hanya menggerutu dan menyalahkan orang lain.
“Sebaiknya kita mencari solusi-solusi yang bisa kita berikan di dalam rangka menyelamatkan dan mengembalikan situasi kepada keadaan yang semula,” ujarnya.
Kepada bangsa Indonesia, Kiai Ma’ruf menyampaikan bahwa Allah telah membuat aturan-aturan dalam tata kehidupan. Salah satunya adalah tata aturan alam tentang berbagai hal yang menjadi karakteristik dari bumi, langit dan alam semesta. Semua itu ada aturannya untuk manusia dan untuk kebaikan serta kemaslahatan manusia.
Menurut dia, dalam tata aturan alam ada hukum-hukum alam yang telah diberikan Allah sejak diciptakannya. “Tata aturan ini kalau dilanggar ini akan menimbulkan kerusakan dan akan menimbulkan dampak karena aturan ini sudah baku,” ujarnya.
Dia menerangkan, kerusakan ada dua yakni kerusakan fisik dan kerusakan non fisik seperti perilaku dan lain sebagainya. Jika tata aturan yang ada di bumi dilanggar akan terjadi kerusakan. Maka ada dua penyebab bencana alam banjir itu.
“Menurut para ahli yang pertama itu adalah karena rusaknya lingkungan, dan yang kedua karena terjadinya iklim global yang sudah tidak menentu dan membawa malapetaka,” kata Kiai Ma’ruf.
Kiai Ma’ruf memandang bencana alam itu terjadi karena orang-orang mengeksploitasi bumi tapi tidak menjaga tata nilai atau aturannya.
Kiai Ma’ruf menjelaskan, Allah juga memberikan tata aturan manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam. Setiap orang boleh memilih melaksanakan atau tidak melaksanakan tata aturan dari Allah itu.
“Tetapi kalau ini (tata aturan dari Allah) tidak dilaksanakan akan berdampak terjadi kerusakan-kerusakan yang menimbulkan kezaliman terhadap sesama manusia, terjadi berbagai kerusakan (alam), itulah yang disebut bahwa semua kerusakan itu terjadi karena perbuatan manusia,” jelasnya.
Kiai Ma’ruf mengatakan, maka yang harus dilakukan adalah memohon kepada Allah SWT supaya diberi kemampuan untuk mencari solusi. Rasulullah SAW bersabda agar manusia meminta pertolongan kepada Allah dan jangan lemah.
“Yang kita minta adalah inayah jadi tepat sekali kalau kita melakukan istighasah, mendekatkan diri kepada Allah, tetapi tidak hanya seremonial atau formalitas (saja),” ujarnya.
Muhasabah dan Istighasah Untuk Negeri diawali dengan sambutan Ketua Umum MUI KH Miftahul Akhyar dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI sekaligus Wapres RI KH Ma’ruf Amin. Kemudian muhasabah dan istighasah dipimpin Pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Nabil Al-Musawwa.
Selanjutnya Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Muhammad Cholil Nafis dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar membacakan doa di akhir acara muhasabah dan istighasah. Tampak sejumlah ulama dan tokoh menghadiri kegiatan ini secara langsung maupun virtual.
Sumber: