Harga Emas Terkena Aksi Ambil Untung Kenaikan Sebelumnya

Harga emas
Pemilik toko emas menata perhiasan emas miliknya di Pusat Toko Emas Cikini, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk hari Kamis (5/3) kembali turun Rp5000 menjadi Rp822.000 per gram dibandingkan pada Rabu (4/3/2020) yang Rp 827.000 per gram. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

METROSIDIK.CO.IDHarga emas melemah pada akhir perdagangan Kamis (14/1/2021), menyusul aksi ambil untung dari kenaikan sesi hari sebelumnya. Namun komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang memperkuat harapan lingkungan suku bunga lebih rendah dan prospek lebih banyak stimulus AS, menahan kerugian lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange turun US$ 3,5 atau 0,19% menjadi US$ 1.851,40 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (13/1/2021), emas berjangka naik US$ 10,7 atau 0,58% menjadi US$ 1.854,90 per ounce.

Powell mengatakan kenaikan suku bunga akan datang “dalam waktu dekat. Dia menolak pernyataan bahwa bank sentral mungkin mulai mengurangi pembelian obligasi dalam waktu dekat.

“Powell cukup banyak mengonfirmasi sikap dovish the Fed, anda akan melihat bahwa Fed akan tetap sangat akomodatif dan itulah mengapa harga emas naik,” kata analis OANDA, Edward Moya.

Suku bunga yang lebih rendah menurunkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil dan membebani dolar. Setelah komentar Powell, indeks dolar melemah, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi pertama kali untuk tunjangan pengangguran melonjak minggu lalu.

“Lonjakan signifikan ini mengingatkan semua orang bahwa situasi pasar tenaga kerja masih mengerikan, dan itu akan membutuhkan lebih banyak stimulus,” kata Moya, menambahkan bahwa kekhawatiran pandemi corona tetap mendukung emas.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat diakibatkan dari stimulus yang meluas, dan lonjakan imbal hasil obligasi karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Baca juga  Tax Amnesty Jilid II Pengusaha Mendukung

Imbal hasil obligasi melonjak sejak minggu lalu di tengah ekspektasi stimulus baru dan bertahan mendekati tertinggi 10 bulan.

Emas juga tertekan ketika Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (14/1/2021) bahwa indeks harga untuk impor AS naik 0,9% pada Desember, setelah naik 0,2 % dari Agustus ke November, kenaikan bulanan terbesar sejak Agustus.

Logam mulia lainnya, perak pengiriman Maret naik 23 sen atau 0,9% menjadi US$ 25,802 per ounce. Platinum pengiriman April naik US$ 15,7 atau 1,41% menjadi US$ 1.126,4 per ounce.

 

 

Sumber: 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait