Vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Beri Harapan Baru bagi Dunia Pendidikan

Vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Beri Harapan Baru bagi Dunia Pendidikan
Ilustrasi: Vaksin Covid-19. Foto oleh Ridofranz/Getty Images

JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Pemerintah telah memulai pelaksanaan program vaksinasi tahap kedua yang menyasar pelayan publik dan lansia. Termasuk di antaranya bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang menjadi salah satu prioritas dalam program vaksinasi tahap kedua ini.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., menyampaikan, “tujuan kita memberikan vaksinasi pada petugas pelayan publik, karena memang rentan dengan risiko terpapar Covid-19. Tentunya berbicara guru, tentu dengan vaksinasi ini memberikan proteksi spesifik, dengan adanya proteksi dan kekebalan kelompok yang kita bangun bersama, maka kelompok yang tidak bisa mendapatkan vaksin akan turut terlindungi.”

Hal itu disampaikannya melalui Dialog Produktif  ‘Vaksinasi Tahap 2: Prioritaskan Pendidik dan Tenaga Kependidikan’ yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Jumat (26/2/2021). Dalam kesempatan tersebut, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidhttikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dr. H. Yaswardi, M.Si pun menyampaikan pendapatnya.

Baca juga  Penyekatan Jembatan Suramadu, Terjaring 53 Pengendara Positif Covid-19

“Pendidik dan tenaga kependidikan menurut amanat Presiden mendapat prioritas vaksinasi, dan diberikan kepada seluruh PTK mulai 24 Februari dan diberikan secara bertahap bagi PTK dari jenjang PAUD, RA, SD MI, dan SLB, selanjutnya SMP, MTs, SMA, MA, SMK, hingga ke perguruan tinggi dan sederajat,” ujarnya.

Kebijakan vaksinasi untuk PTK diambil sebagai langkah untuk mengurangi kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar pada siswa atau learning lost akibat pandemi Covid-19. Terutama bagi yang paling kesulitan menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ), seperti peserta didik PAUD, SD, dan SLB, serta untuk mendukung akselerasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

Lebih lanjut, Dr. Yaswardi menjelaskan, “vaksinasi diberikan bagi seluruh PTK dari setiap jenjang di satuan pendidikan negeri dan swasta, baik formal maupun non-formal, termasuk pendidikan keagamaan di bawah binaan Kementerian Agama.”

Basis pemberian vaksinasi kepada PTK adalah data dari Kemendikbud dan Kementerian Agama (Kemenag). Sementara untuk jadwal vaksinasi akan diinformasikan oleh Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Kantor Wilayah Kemenag masing-masing daerah. PTK yang terdaftar cukup membawa identitas diri dan yang tidak terdaftar dapat menyertakan surat pernyataan dari pimpinan satuan pendidikan ke lokasi vaksinasi.

“Sejak awal guru-guru langsung merespon positif program vaksinasi ini, intinya tidak ada penelokan. Kedua ini merupakan tanggung jawab seorang pendidik bahwa kita harus segera melakukan proses belajar mengajar secara aman dan nyaman. Kini negara-negara dunia tahu kita sangat serius menempatkan aspek pendidikan sebagai bagian penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Prof. Dr. Unifah Rosyidi.

Dalam kondisi awal ini, dr. Nadia menyampaikan, “kita memulai vaksinasi ini dengan memprioritaskan tujuh Provinsi dengan angka penularan tertinggi terlebih dahulu, kemudian pada Maret 2021 kita akan mendistribusikan lagi 11 juta vaksin untuk memenuhi kebutuhan vaksin baik di luar tujuh Provinsi tadi dan di luar ibu kota Provinsi,” ujarnya.

Tak hanya itu, Dr. Yaswardi juga menyampaikan tentang kemajuan yang dilakukan oleh Kemendikbud dalam prosesnya hingga kini.

Data PTK telah kita koordinasikan dengan Kemenkes. Kemenkes selanjutnya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi hingga Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan vaksinasi.

“Kita punya pangkalan data PTK yaitu dapodik dan PDDIKTI. Prioritas memang kepada tujuh provinsi awal, tapi kita tetap melakukan pemetaan terhadap provinsi-provinsi lainnya,” ujar Dr. Yaswardi.

Hal ini juga berkesinambungan dengan pernyataan dr. Siti Nadia, “Dari data yang ada ini akan kita kompilasi ke dalam sistem satu data vaksinasi Covid-19, sehingga nanti sasaran vaksinasi sudah terjadwal dengan harapan tidak terjadi antrian terlalu panjang. Pengaturan ini yang kita lakukan dan memastikan data ini sesuai dengan data di lapangan,” ucapnya.

Baca juga  SMKN 1 Bunguran Timur Laut Gelar Workshop Pengenalan Dunia Industri

Selain itu, Kemendikbud juga terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya.

“Kemendikbud tidak sendiri tapi bersama organisasi profesi guru dalam memberikan pelayanan bagi PTK dan kami terus berkoordinasi dengan Kemenkes terkait pelaksanaan vaksinasi,” tutur Dr. Yaswardi.

“Guru-guru siap dan antusias menyambut program vaksinasi ini. Sampai memang banyak yang bertanya bagaimana prosesnya hingga di daerah-daerah. Tapi kita sama-sama tahu bahwa dalam prosesnya ada tahapan-tahapan seperti yang disebutkan tadi,” ujar Prof. Unifah.

Terkait proses pembelajaran tatap muka setelah program vaksinasi PTK ini nanti, dr. Siti Nadia menyampaikan bahwa pihaknya tetap harus melihat faktor laju penularan yang terjadi, kemudian kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Tak hanya itu, tetapi juga cakupan vaksinasi yang akan menjadi pertimbangan apakah sekolah bisa melakukan proses pembelajaran tatap muka kembali.

Baca juga  Polri Tegaskan Pelaku Pelanggar Karantina Diancam Hukuman Penjara dan Denda Rp 100 Juta

Selain itu, Dr. Yaswardi juga menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki peran kunci dalam memastikan kesuksesan vaksinasi PTK. “Pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota akan memastikan pelaksanaan vaksinasi PTK berjalan dengan baik sesuai arahan Presiden. Kita juga akan memperhatikan respon pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terkait kesiapan melaksanakan pembelajaran tatap muka.”

 

 

 

Sumber: 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait