Bengkayang, Metrosidik.co.id–
Tahun ini sebanyak 5 ribu lebih Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta keseluruh pelosok Indonesia, kecuali DKI Jakarta dan Sulsel untuk mengikuti praktek pengabdian kepada masyarakat, yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dan salah satu daerah yang dipilih adalah Kabupaten Bengkayang, tepatnya di Kecamatan Jagoi Babang. Hal itu disambut baik oleh Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot, M.Pd.
“Saya berharap agar mahasiswa UGM yang melaksanakan KKN dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, khususnya masyarakat di Kecamatan Jagoi Babang,” ungkap Gidot saat menyambut kedatangan mahasiswa, Senin (1/7) di Aula Kantor Bupati.
Menurut Bupati dua periode ini, pengiriman mahasiswa KKN UGM di Bengkayang merupakan yang kesekian kalinya dan bukan hanya dari UGM saja, melainkan dari berbagai Perguruan Tinggi. Ia berharap, agar Ilmu pengetahuan yang dimiliki para mahasiswa dapat diaplikasikan kepada masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kemajuan daerah.
Disamping itu, dalam sambutannya, Bupati turut memaparkan kondisi geografis dan potensi yang dimiliki Bengkayang secara khusus Jagoi Babang.
Sementara, Kepala Sub Direktorat KKN, Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, DR. Ir. Ambar Kusumandari, M.E.S., menyebutkan jumlah mahasiswa UGM yang dikirim KKN di Jagoi Babang sebanyak 30 orang dari berbagai disiplin ilmu, yakni Fakultas Isipol, Ekonomi dan Bisnis, Ilmu Budaya, Filsafat, Psikologi, Hukum, Pertanian, Peternakan, Kedokteran Hewan, Kehutanan, MIPA, Teknik, Geografi serta Biologi. Dari jumlah tersebut akan disebarkan pada dua desa, Sekida dan Kumba.
Adapun program unggulan yang menjadi prioritas pengabdian masyarakat KKM ini adalah Pembuatan Master Plan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Pengembangan Beras Hitam.
“Jagoi Babang memiliki potensi pariwisata baik dari potensi alamnya maupun potensi geografisnya sebagai daerah perbatasan,” jelas Ambar Kusumandari.
Selain itu, atas kondisi geografisnya, Jagoi Babang memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan ekonomi kreatif. Sedangkan, untuk pengembangan beras hitam, dikatakan Ambar, tanaman tersebut saat ini sudah mulai langka sehingga perlu dikembangkan kembali.
“Oleh karena itu, kehadiran mahasiswa diharapkan mampu untuk menemukan formula pengembangan sumber daya genetis tanaman beras merah agar tidak punah,” tegasnya.
Terakhir, Ambar mengatakan waktu pelaksanaan KKN dimulai pada tanggal 28 Juni dan akan berakhir 18 Agustus 2019. Mahasiswa akan ditempatkan dikediaman warga setempat di Desa Sekida dan Kumba. Adapun program KKN itu sendiri dijalankan dengan konsep Interdisipliner yakni adanya kerjasama antar berbagai disiplin ilmu.
Laporan: Yulizar