Berkeliaran Kapal Tiongkok di Natuna, Bakamla: Ya, Waspada!

Berkeliaran Kapal Tiongkok di Natuna, Bakamla Ya, Waspada
Kapal Tiongkok di perairan Natuna Utara. (Foto: Dok.Ist/AP)

JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) Laksamana Madya Aan Kurnia tidak menampik saat ini Indonesia semakin waspada di perairan Natuna Utara, dekat Laut China Selatan (LCS).

Walaupun, Aan juga mengatakan, kehadiran Kapal Angkatan Laut Tiongkok di Natuna Utara bukan suatu pelanggaran Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia sejak terdeteksi kembali sejak pekan lalu.

“Ya, tentu waspada. Bakamla bersama kapal kapal TNI Angkatan Laut sudah ada di sana (perairan Natuna Utara, red) untuk berjaga,” kata Aan, Sabtu (18/9/2021).

Baca juga  KPK Tetapkan Bupati Bintan Sebagai Tersangka, Diduga Korupsi Pengaturan Barang Kena Cukai

Kapal militer Tiongkok sudah sering terpantau militer Indonesia di Natuna Utara, dan dalam hitungan tahun menjadi perbincangan hangat terkait perbatasan negara.

“Intinya, kondisi aman. Tidak apa-apa mereka melintas di sana, asalkan tidak masuk perairan Indonesia dan melakukan aksi militer,” kata Aan.

Meski tidak menjelaskan secara lengkap mengenai teritori Indonesia diduga dimasuki militer Tiongkok, Aan secara singkat memastikan jalur lintas kapal militer Tiongkok belum melewati batas ZEE Indonesia.

Sementara, Dahnil Anzar selaku Juru Bicara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto enggan berkomentar.

Dahnil hanya mengatakan, TNI AL yang dapat menjawab sementara waktu terkait perkara Natuna Utara dimasuki kapal militer Tiongkok.

Namun, melansir Associated Press, Juru Bicara China/Tiongkok mengklaim tak ada masalah dengan hal tersebut. Ia menyebut hak dan kepentingan China di perairan itu relevan dan jelas.

Baca juga  Dialog Interaktif dan Sosialisasi Warnai Kajati Kepri Kunker Ke Natuna

“Sejauh yang saya tahu, kapal penjaga pantai China telah melakukan patroli normal di perairan di bawah yurisdiksi China,” katanya lagi.

Natuna bagian utara berada dekat Laut China Selatan (LCS). China sendiri mengklaim laut tersebut dengan konsep “sembilan garis putus-putus”.

Padahal putusan arbitrase internasional di 2016 telah membatalkan klaim tersebut.

Baca juga  Kadisdikpora Buka Ajang Unjuk Prestasi TK. Fadilah Ke-7 Tahun 2018

Selain RI, masalah ini juga membuat China tegang dengan Malaysia, Filipina, hingga Vietnam.

Di Natuna Indonesia memiliki ladang gas alam. LCS sendiri menyumbang 10 persen dari tangkapan ikan global dan mengundang banyak negara sekitarnya untuk masuk.

Sementara itu, kepada wartawan, Komandan Armada Barat Angkatan Laut RI Arsyad Abdullah mengatakan, patroli sudah ditingkatkan di sekitar Natuna.

Lima kapal TNI Angkatan Laut dibantu dengan patroli udara telah dikerahkan di sekitar Natuna.

 

jasa website rumah theme

Pos terkait