Kolaborasi Kemkominfo-Kemendikbud Ristek Perkuat Sistem Go-Digital Sekolah

Kolaborasi Kemkominfo-Kemendikbud RistekPerkuat Sistem Go-Digital Sekolah
ILUSTRASI

METROSIDIK.CO.ID, JAKARTA — Literasi digital merupakan kunci dan fondasi utama yang harus dimiliki dalam menghadapi kemajuan teknologi yang sangat cepat. Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel Pangerapan mengatakan untuk menuju literasi digital harus dipersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan keterampilan digital yang sesuai.

“Literasi digital harus dipersiapkan SDM yang terampil,” kata Semuel dalam keterangannya, Sabtu (12/6/2021).

Digitalisasi di satu sisi memberikan kemudahan dalam kehidupan manusia sehari-hari apabila sudah didukung dengan sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi serta sudah terhubung dengan jaringan internet.

Baca juga  Pemkab Natuna, Gelar Upacara Peringati Hardiknas

Era digital menuntut kita semua untuk serba Go-digital termasuk dalam aspek Pendidikan. Namun, masih banyak Sekolah Dasar yang berlokasi di wilayah blank area dan belum terpapar jaringan maupun sinyal internet, sedangkan selama pandemi Covid-19 ini pemerintah sedang gencarnya mendorong sekolah harus meningkatkan metode pembelajaran Belajar Dari Rumah (BDR) dan dengan meningkatkan sistem digital.

Dirjen PAUD, Dikdas & Dikmen Kemendikbud Jumeri mengatakan target Pemerintah sampai 2030 perlu menjamin semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan,

“Untuk mencapai tujuan tersebut, arah kebijakan Kemendikbud ristek terhadap digitalisasi sekolah diperlukan sinergi, kolaborasi, dan kontribusi dari berbagai pihak,” terang dalam webinar.

Jumeri pun memberikan apresiasi atas kolaborasi dan kontribusi yang telah diberikan maupun yang akan diberikan kepada semua pihak.

Baca juga  Doni sebut Hampir Semua Wilayah Pulau Sumatera Zona Merah dan Oranye Covid-19

Webinar yang diselenggarakan pada hari mengambil tema “Digitalisasi Sekolah: Tantangan, Peluang, dan Terobosan”, menghadirkan Arief Darmawan (Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda Subkoordinator Perancangan Aplikasi, Pusat Data dan Informasi, Kemendikbudristek), Anggayomi Amanda (Government Relations Specialist BAKTI), dan Gede Sumanaya, M.Pd. (Korwil Kecamatan Busungbiu, Kab. Buleleng, Bali, Disdikpora Kab. Buleleng) sebagai narasumber dan dibuka dengan Keynote Speech dari Semuel Pangerapan, B.Sc (Dirjen Aptika Kemkominfo) dan Jumeri S.TP, M.Si (Dirjen PAUD, Dikdas & Dikmen Kemendikbud).

Webinar dilanjutkan dengan dialog dengan para narasumber, sebagai narasumber pertama, Arief Darmawan mengungkapkan berbagai Inovasi pembelajaran yang telah dilakukan di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek untuk mengakomodir daerah-daerah di Indonesia yang tidak atau belum terjangkau sambungan internet dengan baik, salah satunya adalah Pusat Sumber Belajar (PSB) dan Rumah Belajar versi offline. Di dalam produk ini, terdapat Sumber Belajar Offline yang berisi konten pembelajaran interaktif dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK dengan format HTML 5.

“Akan lebih sangat bermanfaat apabila stakeholder pendidikan menyediakan misalnya flashdisk yang diisi dengan berbagai materi kemudian dikirimkan kepada mereka. Meskipun teknologinya baru seperti itu tapi lebih bermanfaat untuk mereka,” ungkap Arief menjelaskan.

Baca juga  Terdesak Banjir Warga Sengaja Rusak Jalan Bypass Mandalika Pakai Ekskavator

Sebagai pembicara berikutnya, Anggayomi Amanda memberikan materi yang berkaitan dengan solusi yang dilakukan BAKTI Kominfo dalam menangani wilayah blank spot. Yomi menyampaikan, dari tahun 2015, BAKTI telah membangun 1682 BTS di lokasi yang belum terjangkau sinyal, dan 90% dari BTS tersebut berada di daerah 3T dan membangun 11649 titik akses internet atau wifi gratis di seluruh wilayah Indonesia. Yomi juga menyampaikan bahwa dari 11649 titik akses internet tersebut, sebanyak 4600 dipergunakan untuk sekolah dari tingkatan TK hingga SMA.

“Semua pembangunan BAKTI itu kita dapatkan dari usulan, baik dari Pemerintah Daerah ataupun Kementerian terkait baru kita bisa membangun,” terang Yomi.

Gede Sumanaya, M.Pd. yang menjadi narasumber terakhir menceritakan pengalamannya atas permasalahan yang dialami di wilayah Kabupaten Buleleng, Bali terkait ketersediaan jaringan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh. Gede mengatakan sebelumnya di Kabupaten Buleleng, khususnya di Kecamatan Busungbiu ada beberapa bagian yang sama sekali belum terjangkau oleh internet, namun setelah bekerjasama dengan rekanan dan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membangun jaringan baru, kini 100% sekolah yang berada di Kecamatan Busungsiu sudah mendapatkan akses internet.

Baca juga  KPAI sebut April-Juni Seharusnya Masa Persiapan, Bukan Uji Coba PTM

“Setelah mendapatkan akses internet, kami mempelajari akun belajar.id dari Kemendikbudristek untuk dapat mendukung kegiatan pembelajaran daring hingga akhirnya kami berhasil membuka LMS”, demikian diceritakan Gede.

Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 2000 peserta yang umumnya adalah tenaga pendidik di seluruh Indonesia ini diadakan melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan melalui live streaming di Facebook Page Siberkreasi dan Kanal Youtube Siberkreasi, Kemkominfo TV, dan Direktorat Sekolah Dasar.

Baca juga  Anggota Komisi VIII DPR Kritisi SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah

Dengan diselenggarakannya webinar ini, diharapkan dapat mendorong tenaga pendidik untuk tetap kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan digitalisasi sekolah.

Menuju Terselenggaranya Digitalisasi Sekolah di Seluruh Wilayah Indonesia Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengadakan kegiatan Webinar Digital Society yang membahas mengenai digitalisasi bagi sekolah dasar, khususnya yang berada di daerah-daerah yang sulit jaringan maupun sinyal internet.

 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait