Mendikbud: Pendidikan Pancasila Bukan Sekadar Hapalan

Mendikbud Pendidikan Pancasila Bukan Sekadar Hapalan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengapresiasi, hasil survei Indikator Politik Indonesia yang mengungkap 98 persen responden anak muda menginginkan pendidikan moral Pancasila (PMP) atau pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) diajarkan di sekolah.

Menurut Nadiem, hal itu menunjukan bahwa para pemuda generasi penerus bangsa saat ini menyadari pentingnya pemahaman nilai pancasila dalam pendidikan.

Meski demikian, Nadiem mengatakan, pengajaran Pancasila di sekolah tidak hanya sebatas menghafal butir-butir Pancasila.

“Sehingga kita menginginkan pendidikan pancasila yang lebih dari hafalan butir butir sila. Sebab pada kenyataannya pendidikan pancasila di sekolah yang selama ini kita terima cenderung berjarak dari kemudian sehari hari di masa sekarang dan masa depan,” kata Nadiem di acara Survei Indikator Politik Indonesia bertajuk ‘Suara Anak Muda tentang Isu Sosial Politik Bangsa’, Minggu (21/3/2021).

Kemendikbud pun, lanjut Nadiem, akan berupaya menjembatani jarak antara pendidikan pancasila dan kehidupan sehari hari maupun masa depan usai menyelesaikan pendidikan. Tidak hanya itu, kemendikbud juga akan menerapkan konsep profil pelajar pancasila yang di bawah program merdeka belajar Kemendibud saat ini.

“Ada enam komponen dalam profil pelajar Pancasila, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri bernalar kritis dan kreatif,” ujar Nadiem.

Menurutnya, setiap komponen dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam pembentukan karakter mulai integritas, spiritualitas, dan moralitas.

“Termasuk untuk menjadikan generasi muda yang mampu berkompetisi global, toleransi terhadap perbedaan,”tambahnya. Selain itu, kata Nadiem, kemandirian sebagai karakter yang dibutuhkan kompetisi global, bernalar kritis untuk memecahkan masalah dalam kehidupan, serta kreatif untik memutuskan saat menghadapi masalah di berbagai situasi. “Pendidikan Pancasila di bawah payung merdeka belajar dirancang dengan link and match antara enam komponen pelajar pancasila dengan kehidupan sehari hari masa kini dan masa depan,” pungkas Nadiem.

Baca juga  Wejangan Pratikno dan Nadiem ke 9.210 Mahasiswa Baru UGM

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengungkap survei terhadap 1.200 responden anak muda usia 17-21 tahun, 95 persen menyatakan perlu agar PPKn dimasukkan dalam mata pelajaran.

“Lalu ditanya kapan, responden menjawab, jika perlu itu 82,3 persen itu mengatakan sejak SD, ini perlu dipertimbangkan oleh pemangku kebijakan,” kata Burhan.

 

 

 

Sumber: 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait