METROSIDIK.CO.ID, GAZA — Penguasa Gaza, Hamas, menyatakan akan tetap menghadapi pemerintah Israel yang baru.
Pada Minggu (13/6/2021), Naftali Bennett menjadi Perdana Menteri Israel yang baru setelah parlemen alias Knesset menggulingkan Benjamin Netanyahu dan membentuk pemerintahan baru.
Knesset yang beranggotakan 120 orang memilih Bennet sebagai Perdana Menteri Israel yang baru dengan selisih suara yang sangat tipis, 60 berbanding 59 suara.
Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, menyatakan bahwa setiap pemerintah Israel adalah entitas penjajah sebagaimana dilansir Associated Press.
Barhoum menuturkan, penjajah harus dilawan dengan segala bentuk perlawanan, terutama perlawanan bersenjata.
Bulan lalu, Hamas dan Israel saling jual-beli serangan selama 11 hari.
Kedua belah pihak telah bertempur secara total sebanyak empat kali sejak Hamas menguasai Gaza pada 2007.
Terlepas dari permusuhan mereka, kedua belah pihak telah melakukan pembicaraan tidak langsung yang akhirnya melahirkan gencatan senjata.
Barhoum mengatakan, perilaku pemerintah Israel lapangan akan menentukan cara dan aksi Hamas di lapangan.
Bennett mengambil alih kepemimpinan pemerintah Israel yang setelah didukung oleh koalisi delapan partai yang disatukan oleh Yair Lapid.
Kedelapan partai ini sebenarnya memiliki pandangan ideologis yang berbeda namun disatukan karena kemuakan mereka terhadap Netanyahu.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan cepat memberi selamat kepada Bennett.
“Saya berharap dapat bekerja sama dengan Perdana Menteri Bennett untuk memperkuat semua aspek hubungan yang erat dan langgeng antara kedua negara,” kata Biden.
“Israel tidak memiliki teman yang lebih baik daripada AS,” tambah Biden.