Anjlok 1,04% dalam sepekan, berikut sentimen yang menekan pergerakan IHSG

Anjlok 1,04% dalam sepekan, berikut sentimen yang menekan pergerakan IHSG
ILUSTRASI. Jumat (22/1) IHSG ambles 1,66% menuju level 6.307,13 (Foto: ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,04% dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan hari ini, Jumat (22/1) IHSG ambles 1,66% menuju level 6.307,13. Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 748,35 miliar dalam seminggu terakhir di seluruh pasar.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, secara teknikal memang dalam minggu ini penguatan IHSG relatif terbatas, paling tidak IHSG menguji level 6.500 yang kemarin telah tercapai. Ia bilang sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri turut mewarnai pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir.

“Sentimen dari global sendiri investor menanti akan nasib stimulus Amerika Serikat (AS) dan pelantikan presiden AS yang baru dilaksanakan kemarin,” ujar dia, Jumat (22/1).

Sementara itu, sambungnya, dari dalam negeri sendiri memang belum ada katalis positif untuk mendorong market. Adapun kemarin investor menunggu keputusan akan RDG yang akhirnya menetapkan suku bunga BI di 3,75%.

“Di sisi lain pemerintah juga memperpanjang masa penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali seiring peningkatan kasus Covid-19,” tambah Herditya.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menyampaikan hal senada. Kenaikan kasus Covid-19 turut membayangi pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir. Kebijakan pemerintah dalam memperpanjang masa PPKM memberikan sentimen negatif bagi pasar.

Sedangkan menurut Nafan, aksi profit taking ketika euforia pelantikan Presiden AS Joe Biden sudah mulai mereda. “Market AS memperingati Martin Luther King Day pada Senin lalu,” tutur Nafan, Jumat (22/1).

Herditya memprediksi IHSG akan cenderung terkoreksi dahulu paling tidak menguji 6.230-6.250, dengan resistance berada pada area 6.400 pada perdagangan Senin (25/1). Herditya menyarankan pelaku pasar agar dapat menggunakan kondisi ini untuk buy on weakness terlebih dahulu. “Dari kami melihat saham-saham seperti UNVRICBP, dan EXCL yang cukup menarik untuk diperhatikan,” pungkas Herditya.

Baca juga  Sandiaga Dorong Mahasiswa UNY Bantu Pelaku UMKM Maksimalkan Digitalisasi Keuangan

 

 

 

Sumber: 

 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait