JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Dalam Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, Pemerintah menargetkan program vaksinasi akan dilaksanakan selama 15 bulan mulai pada Januari 2021 sampai Maret 2022. Presiden Jokowi sendiri meminta agar pelaksanaan vaksinasi selesai dalam satu satu tahun. Dengan jumlah sasaran yang divaksinasi 181,5 juta orang, apakah waktu setahun cukup realistis?
Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemkes), dr Siti Nadia Tarmizi, program vaksinasi bisa diupayakan selesai dalam satu tahun. Nadia optimistis ini bisa terlaksana karena sebelumnya Indonesia sudah punya pengalaman dalam vaksinasi. Ia mencontohkan untuk vaksin campak dan rubella atau measles rubella (MR) dengan target 20 juta anak selesai dalam waktu dua bulan.
Untuk vaksin Covid-19 dengan target 181,5 juta orang dalam satu tahun bisa tercapai. Ini dimungkinkan bila seluruh sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan yang ada bergerak untuk menyukseskan vaksinasi. Namun lagi-lagi Nadia mengatakan semua itu tergantung pada ketersediaan vaksin.
“Kalau semua fasyankes bergerak, dan jumlah vaksinator bertambah ya kita cukup optimistis cukup setahun pun bisa. Tapi selama vaksinnya ada. Isu utamanya sekarang di ketersediaan vaksinnya,” kata Nadia kepada, Senin (11/1/2021).
Menurut Nadia, dari sisi tenaga, saat ini sudah ada 31.000 vaksinator yang siap melaksanakan vaksinasi. Jumlah ini terus bertambah ke depannya sesuai kebutuhan. Saat ini satu vaksinator bisa memvaksinasi 20 orang. Jumlah ini terus ditingkatkan, sehingga satu vaksinator bisa memberikan vaksinasi kepada 40 orang. Untuk itu, waktu pelayanan harus ditambah. Misalnya satu fasilitas kesehatan minimal harus menyediakan 3 sesi layanan. Karena kalau hanya membuka satu sesi layanan, otomatis kemampuan faskes untuk memberikan layanan vaksin itu akan terbatas.
“Kalau hanya satu sesi, satu vaksinator hanya bisa 20 orang divaksinasi. Tapi kalau buka tiga sesi dari pagi, siang dan sore, maka jumlah orang yang divaksin tentu lebih banyak,” kata Nadia.
Nadia juga mengatakan, dengan telah diterbitkannya emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan dalam kondisi darurat vaksin Covid-19 produksi Sinovac, maka vaksinasi sudah dipastikan dilaksanakan pada 13 Januari 2021. Sebanyak 1,3 juta tenaga kesehatan akan mendapatkan prioritas pertama untuk divaksin. Untuk vaksinasi sasaran ini menggunakan 3 juta vaksin Sinovac yang sudah didistribusikan ke 34 provinsi.
Sumber: