Gejolak Rupiah di Tengah Kepastian Vaksinasi dan Banjir Stimulus Global

Ilustrasi. Rupiah dibuka menguat pada perdagangan hari pertama 2021 di posisi Rp 13.918 per dolar AS. (Foto: Katadata.co.id) Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Ayunan Rupiah di Tengah Kepastian Vaksinasi dan Banjir Stimulus Global" , https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/5ff47ddaed2d5/ayunan-rupiah-di-tengah-kepastian-vaksinasi-dan-banjir-stimulus-global?utm_source=Direct&utm_medium=Homepage&utm_campaign=BIG%20HL%20Slide%201 Penulis: Agatha Olivia Victoria Editor: Agustiyanti

 

Harga komoditas global yang cenderung meningkat juga akan membantu penguatan kurs Garuda tahun ini. Faktor lainnya keyakinan pandemi berakhir pada 2021 yang akan memicu pulihnya perekonomian global.

 

 

Dunia Usaha Butuh Stabilitas

Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai rupiah yang menguat pada awal tahun ini ditopang oleh sentimen dari perkembangan tambahan stimulus di AS. Stimulus yang besar akan membanjiri pasar likuiditas global dan mengerek aset berisiko termasuk rupiah.

“Pada kuartal pertama ini, modal asing kemungkinan akan mengalir deras sehingga positif untuk rupiah, tapi kemungkinan rupiah overshoot tetap ada,” ujar David kepada Katadata.co.id.

Meski rupiah berpotensi menguat masih terdapat sejumlah sentimen negatiif yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah, terutama terkait perkembangan pandemi Covid-19 dan efektivitas vaksin. David menilai BI perlu menjaga stabilitas rupiah agar tak terlalu menguat atau melemah.

“Perlu peran BI agar rupiah tidak terlalu fluktuatif, karena sektor riil sebenarnya yang paling utama adalah stabilitas. Kalau rupiah tidak stabil, mereka akan ragu untuk berekspansi karena perhitungannya akan meleset,” katanya.

Menurut dia, fundamental rupiah saat ini berada pada rentang Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per dolar AS. “Namun dalam waktu-waktu tertentu, rupiah berpeluang menguat ke Rp 13.500 per dolar AS.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani menjelaskan dunia usaha sangat fleksibel dalam merespons pergerakan rupiah. Namun, menurut dia, stabilitas rupiah tetap dibutuhkan agar perencanaan yang dibuat tak melenceng.

“Yang diinginkan dunia usaha sebenarnya adalah stabilitas agar seluruh perencanaan yang dibuat akurat,” ujar Hariyadi kepada Katadata.co.id. Selasa (5/1).

Ia berharap rupiah sepanjang tahun ini bergerak stabil pada kisaran Rp 14.000 per dolar AS. “Dunia usaha sebenarnya sangat fleksibel dan dapat menyesuaikan, tetapi semakin stabil akan semakin baik,” katanya.

Baca juga  Novel Blak-blakan soal Dituding Lindungi Anies Baswedan dari Dugaan Korupsi

Gubernur BI Perry Warjiyo pada awal bulan lalu menyebut nilai tukar rupiah yang saat itu berada di kisaran Rp 14.000 per dolar AS masih berada di bawah fundamentalnya. Ia optimistis rupiah pada 2021 akan bergerak menguat. “Rupiah secara fundamental masih undervalue dan berpotensi menguat dengan cadangan devisa yang meningkat, stabilitas eksternal dan sistem keuangan yang terjaga,” katanya awal bulan lalu.

Sementara itu, pemerintah dalam APBN 2021 mematok nilai tukar rupiah sebesar Rp 14.600 per dolar AS. Saat APBN 2021 disahkan pada 29 September, rupiah berada di posisi Rp 14.918 per dolar AS.

 

 

Sumber: 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait