METROSIDIK.CO.ID — Kebahagiaan terpancar dari raut wajah warga desa di kaki Gunung Ile Boleng, Kecamatan Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya setelah penantian panjang, akhirnya mereka bisa mendapatkan air bersih.
“Senang sekali. Kami rasa gembira sampai menangis,” ucap Sura Madon (50) warga setempat saat seremonial adat serah terima air bersih di Desa Lamahelan, Kecamatan Ile Boleng, Kamis (5/5/2022).
Sura mengaku, selama kurang lebih 20 tahun begitu menderita karena kesulitan mendapat air. Bahkan para warga terpaksa mencari air dari batang pisang.
Hal senada juga disampaikan Kewa Ola (52). Menurutnya mengatakan krisis air sudah lama mereka alami.
Dia mengatakan untuk mendapat air mereka hanya mengandalkan air hujan.
“Kami buat bak tampung air hujan. Saat hujan kami senang sekali, karena air di sini susah sekali,” ucapnya.
Konon kata dia, jaringan pipa air sempat masuk ke wilayah itu. Namun, aliran air ke wilayah itu hanya seminggu.
Terkait jaringan pipa air ini pun dibenarkan Agus Ola Lagan (55). Ia berujar, beberapa kali jaringan pipa air masuk ke wilayah itu.
“Paling lama seminggu air keluar. Setelah itu pipa putus. Kami sini susah sekali air. Paling sengsara air,” ujarnya.
Agus mengaku, untuk mendapat air ia harus merogoh kocek lebih dari Rp1 juta dalam setahun. Kendati demikian, ia kini bahagia ketika air bersih sudah bisa dapat dengan mudah.
“Sekarang saya senang sekali. Kami merasa sudah merdeka sekali,” bebernya.
Kepala Desa Lamahelan, Dominikus Daton Doni (51) mengatakan, program air bersih itu, merupakan bentuk keberpihakan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan rakyat.
“Jujur, pemerintah begitu berani karena program air bersih ke wilayah ini sudah empat kali gagal. Bagi saya, ini keberhasilan bupati dan wakil bupati sekarang,” katanya.
Ia menjelaskan, bantuan air bersih ini merupakan program yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) APBD II dengan anggaran senilai Rp8,7 miliar.
Dia berharap kehadiran air bersih ini bisa menjangkau belasan desa di Kecamatan Ile Boleng.