JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Sejumlah ilmuwan dan Cendekiawan yang tergabung dalam Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa membuat petisi untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Petisi terkait peleburan sejumlah lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)..
Dalam petisi yang terdaftar di laman Change.org, Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa menyayangkan keputusan Presiden Jokowi tersebut. Menurut mereka peleburan lembaga-lembaga tersebut dapat menimbulkan persoalan yang dinilai menghambat masa depan penelitian di Indonesia.
Mereka menilai peleburan lembaga terbentur dengan aturan birokratisasi peneliti. Ini berujung pada pemecatan para peneliti terbaik di lembaga tersebut.
“Kami Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa merasa prihatin terhadap langkah peleburan lembaga tersebut. Oleh karena itu kami meminta Bapak Presiden untuk mengembalikan lembaga yang dileburkan tersebut ke asal kelembagaannya dan menjadikan BRIN hanya sebagai koordinator riset di Indonesia,” isi petisi dilansir Media Indonesia, Sabtu, (8/1/2022).
Mereka paham Perpres tersebut upaya memperbaiki ekosistem riset di Indonesia sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau Sisnas Iptek. Namun, mereka meminta Jokowi berkenan menggelar pertemuan guna menyampaikan pemikiran dan ide-ide mengenai berbagai permasalahan yang mendasar lembaga penelitian.
“Dengan berbagai pertimbangan segenap pihak yang berkompeten dan konsen, kami mendesak Presiden Joko Widodo mengkoreksi Perpres Nomor 78 Tahun 2021 dan membentuk sebuah tim independen yang fokus memberi rekomendasi terbaik bagi riset Indonesia,” bunyi petisi tersebut.
Dalam surat tersebut terlampir 47 nama yang mengusung petisi tersebut. Termasuk di antaranya mantan Rektor UIN Jakarta Azyumardi Azra, mantan Kepala LBM Eikjman Amien Soebandrio, Guru Besar Univeritas IPB Didin S Damanhuri, hingga mantan Dirjen Pendidikan Tinggi yang juga Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Satryo Soemantri Brodjonegoro.