RIAU, METROSIDIK.CO.ID — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) siaga darurat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau mulai Rabu (10/3/2021). Pada hari pertama tersebut, BPPT telah menebar 800 kilogram (kg) garam dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Siak dan Bengkalis untuk menurunkan hujan.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT, Yudi Anantasena, mengatakan pelaksanaan operasi TMC di Provinsi Riau sesuai Instruksi Presiden nomor 03 tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan tanggal 28 Februari 2020.
“Dalam hal ini, BPPT salah satunya mengemban tugas melaksanakan operasi modifikasi cuaca,” kata Yudi lewat siaran pers BPPT, Kamis (11/3/2021).
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BB TMC) BPPT, Jon Arifian, mengatakan operasi TMC di Provinsi Riau rutin dilaksanakan hampir setiap tahun. Jon menjelaskan target kegiatan TMC saat ini diutamakan untuk melakukan tindakan preventif dengan pembasahan lahan gambut. Namun, dia menyebut tidak menutup kemungkinan jika sudah terjadi titik panas atau titik api maka TMC juga berupaya untuk melakukan pemadaman.
“Berdasarkan historis fluktuatif jumlah titik hotspot meningkat pada Maret dan periode puncak pada Agustus hingga September,” kata Jon.
Tim TMC mengerahkan satu armada pesawat Casa 212-200 dengan registrasi A-2103 milik TNI AU. Jumlah personel dari BBTMC-BPPT berjumlah 11 orang yang terdiri dari 7 orang yang bertugas di Posko TMC dan 4 orang lainnya di Pos Meteorologi (Posmet).
Selain itu, ada bantuan juga oleh 11 kru TNI-AU untuk mengoperasikan pesawat Casa 212-200 dan 1 orang dari BMKG pusat yang berkoordinasi dengan BMKG Riau. Posko TMC Siaga Darurat Karhutla dipusatkan di area Lanud Roesmin Nurjadin Riau.
Menurut Jon, upaya preventif penanganan karhutla sudah dilaksanakan sejak tahun 2020, kerja sama antara BBTMC-BPPT dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta TNI-AU untuk dukungan pesawat dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk pemantauan cuaca .
“Faktor kelembapan tanah gambut menjadi hal yang penting. Dengan tetap terjaganya kelembapan tanah pada area lahan gambut, maka potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut akan semakin berkurang,” kata Jon.
Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko Pekanbaru Adi Bayu mengatakan hari pertama (Rabu 10/3/2021), tim TMC melaksanakan satu sorti penerbangan dengan pesawat Casa A-2103 pada pukul 15.40 – 17.00 WIB dengan target penyemaian di Kabupaten Siak dan Bengkalis. Penyemaian dilakukan pada ketinggian 9.000 kaki dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 800 kg.
“Hasil pantauan citra radar cuaca BMKG kemarin terpantau awan-awan potensial berada di barat laut-utara dari Kota Pekanbaru,” ujar Adi.
Adi menjelaskan hasil observasi tim flight scientist pada penerbangan terpantau adanya awan-awan cukmulus di Kabupaten Siak, Kampar, dan Bengkalis dengan ketinggian puncak awan sekitar 10.000-12.000 kaki.
“Berdasarkan citra radar BMKG terpantau hujan di sekitar Kabupaten Siak dan Bengkalis Provinsi Riau pada pukul 16.40 – 17.00 WIB,” lanjut Adi.
Adi menambahkan Provinsi Riau dalam beberapa hari ke depan masih berpeluang terjadinya pertumbuhan awan yang potensial untuk penyemaian. Selain memonitor kondisi awan melalui radar BMKG, tim TMC juga melakukan pengamatan titik api dan titik panas, baik secara langsung oleh tim Manggala Agni atau melalui satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
“Tujuan lokasi penyemaian selalu menyesuaikan potensi awan dan lokasi titik panas maupun titik api,” ujar Adi.
Sumber: