Batam, Metrosidik – Anggota Bidang Pengusahaan Badan Pengusahaan (BP) Batam, Wan Darussalam membuka kuliah perdana Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) Politeknik Negeri Batam Semester Genap Tahun Ajaran 2022/2023, para Rabu (15/2/2023).
Sebanyak lebih dari 80 orang mahasiswa dari Kota Batam dan Padang menyimak dengan antusias presentasi yang dilaksanakan di Blended Studio Technopreneur Politeknik Negeri Batam, baik secara daring maupun luring.
Adapun materi yang disampaikan berupa masterplan atau rencana pembangunan Kota Batam yang dapat dioptimalkan oleh para calon insinyur, seperti pengembangan jalan-jalan arteri, rencana pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, rencana pembangunan Aerocity, rencana pengembangan Maritim City, dan sebagainya.
Dalam kesempatan pertama, Wan Darussalam secara khusus mengapresiasi pencapaian Politeknik Negeri Batam sebagai satu-satunya politeknik di Indonesia yang memiliki program studi ini.
Menurutnya, Kota Batam cocok menjadi laboraturium para insinyur se-Indonesia karena memiliki nilai tambah sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan memiliki Kawasan Ekonomi Khusus.
“Nah, wadahnya adalah Politeknik Negeri Batam untuk mencetak insinyur andal se-Indonesia. Jadi, mau lulusan dari perguruan tinggi ternama pun, Politeknik Negeri Batam lah yang akan mengeluarkan sertifikasinya,” ujar Wan Darussalam.
Dari sisi institusi, ia mengakui tingginya kebutuhan insinyur yang kompeten untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan.
Hal ini dinilai krusial, karena sesuai dengan arahan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, bahwa seluruh infrastruktur yang dibangun di Kota Batam harus berstandard internasional.
Untuk itu, Wan Darussalam menantang para calon insinyur untuk turut andil dalam mendukung seluruh rencana pembangunan yang sudah tertuang dalam masterplan Kota Batam.
“Kepala BP Batam sudah memberi arahan untuk menjalankan 67 proyek pembangunan selama 20 tahun ke depan. Ini tidak boleh berhenti. Sedangkan insinyur kita terbatas. Nah, disini lah peran calon-calon insinyur dibutuhkan,”
“BP Batam sudah mensinergikan perizinan yang dibutuhkan melalui sistem Online Single Submission. Ini juga harus diketahui dan dikuasai oleh insinyur-insinyur di Batam,” ujar Wan Darussalam.
Ia juga mengharapkan umpan balik dari para calon insinyur saat mengkaji efektivitas dan efisiensi metode pembangunan, baik yang sudah terlaksana maupun yang sedang berlangsung.
“Beri masukan ke pimpinan daerah agar kami bisa membangun Batam lebih baik lagi,” pungkasnya.
Apresiasi dan dukungan dari BP Batam disambut hangat oleh Direktur Politeknik Negeri Batam, Uuf Brajawidagda.
Dalam sambutannya yang disampaikan secara daring, Uuf menyatakan semangatnya untuk membangun insinyur-insinyur berkualitas di Indonesia, khususnya Kota Batam.
“Program ini dibentuk untuk menciptakan profesional keinsinyuran yang sesuai dengan Undang-undang yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa,” ujar Uuf.
Ia juga berharap, kolaborasi antara mahasiswa Politeknik Negeri Batam dan Politeknik Negeri Padang mampu melahirkan karya-karya nyata yang membawa manfaat bagi masyarakat Kota Batam nantinya.
Senada dengan Uuf, Wakil Direktur II Bidang Administrasi Umum Dan Keuangan Politeknik Negeri Batam, Bambang Hendrawan mengatakan program studi ini juga didorong melihat kebutuhan insinyur andal untuk mendukung proyek pembangunan strategis di Kota Batam,
“Programnya sendiri ada dua macam, ada Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) selama enam bulan bagi teman-teman yang punya pengalaman di bidang keinsinyuran, dan program Reguler selama satu tahun untuk mahasiswa yang baru lulus,”
“Jadi kalau dulu kita cuma lulus Sarjana Teknik, dengan adanya PSPPI mahasiswa punya praktek keisinyuran. Dan semoga ke depan BP Batam dan Politeknik Negeri Batam bisa bersinergi dalam menjalankan pembangunan sesuai masterplan,” pungkas Bambang.
Turut hadir dalam kegiatan, Wakil Direktur Bidang Akademik 1, Ahmad Riyad Firdaus; Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Batam, Prastiwo Anggoro; Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait; dan Direktur Pelabuhan Batam, Dendi Gustinandar.