JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mencatat hingga hari ini, Rabu (2/2/2022), kasus positif varian Omicron sebanyak 2.980 kasus.
“Dari data 2.980 kasus Covid-19 varian Omicron ini terdiri dari 1.602 pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), 1.093 transmisi lokal dan 285 masih tahap penyelidikan epidemiolog,” katanya kepada Beritasatu.com, Rabu (2/2/2022).
Sebaran kasus Omicron transmisi lokal terbanyak ada di DKI Jakarta yakni 1.027. Kemudian disusul Kota Tangerang Selatan 16, Kota Surabaya 6, Kabupaten Bandung 6, Kota Semarang 6, dan Kota Bandung 5.
Berikut ini sebaran kasus Omicron transmisi lokal yang telah menyebar di 8 provinsi dengan sejumlah kabupaten/kota per 2 Februari 2022:
1. DKI Jakarta
Meliputi seluruh DKI Jakarta sebanyak 1.027 kasus.
2. Banten
Meliputi Kota Tangerang Selatan (16 kasus), Kota Tangerang (4 kasus).
3. Jawa Timur
Meliputi Kota Surabaya (6 kasus), Kabupaten Malang (1 kasus), Kota Malang (1 kasus), Kabupaten Madiun (1 kasus).
4. Jawa Barat
Meliputi Kabupaten Bandung (6 kasus), Kota Bandung (5 kasus), Karawang (3 kasus), Bandung Barat (1 kasus), Kota Depok (1 kasus), Kabupaten Bogor (1 kasus).
5. Jawa Tengah
Meliputi Kota Semarang (6 kasus), Cilacap (1 kasus), Pekalongan (1 kasus), Sukoharjo (1 kasus)
6. NTB
Meliputi Kota Mataram (1 kasus), Sumbawa (1 kasus)
7. Sulawesi Selatan
Meliputi Kabupaten Takalar (1 kasus)
8. Bali
Meliputi Kota Denpasar (3 kasus), Jembrana (4 kasus), Bali (1 kasus)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengimbau masyarakat yang memiliki gejala seperti terjangkit Covid-19 untuk segera memeriksakan diri. Sebab, varian Omicron umumnya memiliki gejala ringan, akan tetapi tetap memiliki risiko berat bahkan memicu kematian.
“Walaupun gejala yang ditunjukkan umumnya ringan, tapi risiko untuk sakit berat bahkan kematian tetap ada,” kata dr Siti Nadia.
Hal ini menjawab kecenderungan perilaku masyarakat yang bergejala, tetapi enggan melakukan tes di fasilitas kesehatan. Gejala Omicron yang terasa ringan tersebut dapat berujung sakit berat bahkan kematian bila tidak segera dilakukan penanganan.
“Kita tetap mengimbau masyarakat untuk mengetahui lebih dini Omicron sehingga bisa mengisolasi diri dan menghindari gejala jadi berat,” pungkasnya.