METROSIDIK.CO.ID, JAKARTA — Mengisolasi pasien terpapar merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19. Isolasi mandiri (Isoman) di rumah dengan terus dimonitor oleh Puskesmas setempat menjadi salah satu opsi yang dilakukan untuk pasien dengan tingkat kondisi tertentu.
Namun, kluster keluarga yang pernah muncul membuat Pemerintah menyadari bahwa tidak semua masyarakat memiliki kondisi rumah yang mumpuni untuk benar-benar memisahkan antara pasien Covid-19 dengan anggota keluarga lain. Karena itulah isolasi terpusat (Isoter) didirikan agar Pemerintah dapat maksimal memberikan penanganan khusus kepada pasien Covid-19 sekaligus menekan tingkat penularan.
“Kita saat ini meninjau beberapa isolasi terpusat (Isoter) di Kabupaten Klaten (Jawa Tengah). Adanya isolasi terpusat ini bertujuan untuk memotong mata rantai Covid-19, terutama untuk menekan angka kematian. Karena kalau di rumah, pasien Covid-19 belum tentu terperhatikan maksimal oleh layanan kesehatan. Sehingga kita harus memisahkan antara yang terkena Covid-19 dengan keluarganya agar tidak menambah kluster keluarga. Karena kluster keluarga ini yang akhir-akhir ini muncul dan menyebabkan kematian pasien Covid-19 di rumah,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/8/2021).
Ia ingin memastikan layanan kesehatan dan fasilitas lain yang diberikan kepada para pasien Covid-19 yang sedang diisolasi.
Hal itu disampaikan Airlangga saat meninjau langsung beberapa tempat isolasi terpusat di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, masing-masing di GOR Gelarsena dan Rumah Retret Panti Semedi (RRPS) Jonggrangan.
GOR Gelarsena merupakan tempat isolasi terpusat bagi laki-laki, sedangkan Panti Semedi merupakan tempat isolasi terpusat bagi wanita, ibu hamil dan anak-anak.
Ketika mengunjungi GOR Gelarsena, ia menyerahkan bantuan secara simbolis berupa daging ayam frozen dan telur masing-masing 1.1 ton melaui Bupati Klaten Sri Mulyani yang kemudian akan disalurkan kepada para pasien yang sedang melakukan isolasi.
Selanjutnya, ketika mengunjungi Panti Semedi, ia sempat menyapa para pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi terpusat.
“Semangat ya, pripun (bagaimana)?Panganane enak (makanan nya enak)? Terjamin? Obate (obatnya)? vitamine (vitaminnya) terjamin?” tanya Airlangga kepada pasien dari kejauhan.
“Makanannya enak, obat dan vitamine terjamin, Pak. Di sini semua disiapin.” kata ibu-ibu yang sedang menjalani isolasi terpusat.
Airlangga pun membalas dengan harapan agar seluruh pasien segera sembuh dan cepat kembali berkumpul dengan keluarga.
Selain fasilitas kesehatan, isolasi terpusat ini juga didukung dengan fasilitas olahraga dalam ruangan hingga fasilitas wifi dan TV LED. Hal ini penting karena dapat menekan tingkat stres pasien yang sedang menjalani isolasi.
Bupati Klaten Sri Mulyani pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa adanya isolasi terpusat ini terbukti dapat membantu menurunkan kasus positif Covid-19.
Airlangga juga melakukan dialog penanganan wabah pandemi Covid-19 dengan Walikota Solo, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka.
Ia juga menyerahkan sejumlah bantuan untuk pasien yang sedang melakukan isolasi. Bantuan yang diberikan berupa 500kg daging ayam frozen, 500kg telur ayam, 10.000 paket sembako, 20.000 masker dan 100 oxygen concentrator.
Pemerintah bersama TNI dan Polri terus memonitor perkembangan situasi di setiap daerah secara rutin dan merespon cepat dinamika yang terjadi di lapangan.
Ia menegaskan, bahwa dalam penanganan Covid-19 Pemerintah menerapkan strategi formula generik 3T sebagai penanganan di hilir dan 3M untuk penanganan di hulu.
Untuk mendorong strategi tersebut agar maksimal, sinergi yang sangat baik antara kecepatan respon Pemerintah Pusat, keseriusan Pemda, ketegasan aparat, dan kepatuhan serta gotong royong masyarakat menjadi kunci keberhasilannya.
Penguatan 3T diterapkan dengan melakukan testing massif, tracing kontak erat, dan treatment bagi yang terkonfirmasi positif; penyediaan isolasi terpusat di kabupaten dan desa agar tidak terjadi klaster di keluarga.
Kemudian mengaktifkan jogo tonggo (jaga tetangga) dengan melibatkan relawan, pokdarwis, karang taruna, PKK dan update data setiap hari dari kades ke camat untuk diteruskan ke satgas kabupaten/kota, pengetatan wilayah hingga tingkat desa/RT, menggenjot percepatan vaksinasi dengan melibatkan pihak swasta serta sinergi Pemerintah, aparat, dan kerjasama dari masyarakat.
“Sedangkan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) juga harus terus diterapkan dengan disiplin,” tegasnya.
“Tidak hanya Kabupaten Klaten, semua wilayah termasuk Provinsi Jawa Tengah menjadi perhatian Pemerintah dalam penanganan Covid-19. Semua provinsi sudah masuk program nasional,” pungkasnya.