Senyum di wajahnya pagi itu sungguh bersahaja. Tatapan matanya di balik kacamata hitam membuatku ingin mendekat untuk berbincang siapakah pemuda yang mengenakan batik bercorak bunga yang duduk di lobby hotel Sultan. Kami bertemu saat acara Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang dilaksanakan selama 3 hari. Acara itu dihadri ribuan Kader HIPMI se- Indonesia berkumpul dalam rangka memilih ketua HIPMI Badan Pengurus Pusat.(BPP).
“Qhangak”, menjadi pembuka pembicaran saya dengan pemuda yang menyebut namanya Andes saat berjabat tangan dengan saya diawal perkenalan.”Qhangak” sebuah biota laut yang memiliki nilai ekonomi yang menjadi sebutan warga Serasan, Kabupaten Natuna. Memang Kabupaten Natuna daerah maritim yang kaya akan potensi perikanannya. Seperti biasa, Kader HIPMI yang bergelut di dunia entrepreneur jika bertemu selalu saja membicarakan potensi ekonomi yang ada di setiap daerah nya untuk ditawarkan kepada sesama kader HIPMI. Perbincangan yang semakin serius pun terus berlanjut, seakan membuat saya lupa kalau sedang berada di Jakarta mendengar cerita dari pemuda ini tentang bisnis yang ditekuninya hingga beberapa peluang bisnis yang ditawarkan nya.
Tiba saja saya tersontak, setelah mendengar celetukan dari teman sejawatnya yang tepat berada di samping nya dengan menyebut bukan saja pengusaha, tetapi dia Andes Putra, merupakan ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Natuna yang baru saja terpilih dalam Pemilu serentak 17 April tahun 2019 lalu. Sembari menikmati secangkir kopi menjelang sidang komisi dimulai, pembicaraan kami sedikit bergeser ke obrolan seputar politik dan perjalan karirnya yang berhasil menghantarkan nya ke kursi yang istimewa.
Sepintas biasa saja bagi saya, jika seorang pengusaha berpolitik, menjadi petinggi partai hingga berhasil melenggang ke Parleman atau menjadi kepala daerah. “Ya itu sudah fenomena perpolitikan di tanah air, ada uang, kekuasan mudah diraih,” sepenggal kalimat yang terlintas di dalam benak saya ketika itu.
Obrolan semakin dalam, Ia pun tak sungkan bercerita perjalanan hidupnya. Andes Putra lahir 27 tahun silam di Air Raya, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna. Semasa kecil Ia tinggal di kampung Tanjung Setelung yang dekat di Pelabuhan kapal Perintis. Jiwa enterprenuer nya sudah tumbuh sejak duduk di bangku sekolah dasar. Melihat kesempatan yang ada, pelabuhan tempat persinggahan dan turun naik penumpang kapal Perintis tujuan Natuna atau Pontianak menjadi peluang baginya untuk berjualan ketika kapal bersandar di dermaga.”Saya sudah terbiasa berjualan sejak kecil. Dagangan saya ketika itu adalah nasi bungkus dan bejualan es lilin dengan sebuah Termos,” celetuk Andes dengan mimik mengenang masa kecilnya. Apa yang sempat terlintas dalam benak saya seketika hilang begitu saja setelah mendengar kisah perjuangannya yang mungkin belum tentu mampu dilakukan banyak orang.
Gagal Menjadi Dosen, Andes Kembali ke Kampung Halaman Melanjutkan Bakat Entrepreneur nya.
Anak sulung dari empat bersaudara, dan terlahir dari keluarga yang sederhana membuat Andes harus berjuang meringankan bebeban kedua orang tuanya. Usai menyelesaikan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas Ia berencana melanjutkan pendidikannya di Strata I di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikkan ( FKIP) Universitas Muhammdiyah di Kota Pontianak. Jurusan Biologi menjadi pilihannya.
Di tahun 2015, Ia berhasil menyelesaikan studinya hingga menyandang gelar Sarjana Pendidikan.
Sempat bercita-cita menjadi seorang Dosen. Kali ini Ia harus mengurungkan niatnya, anak sulung dari empat bersaudara tentunya menjadi tulang punggung keluarga terlebih ayahnda sudah kembali kepangkuan ilahi.
Tidak habis akal, pulang ke kampung halaman Ia kembali bergelut dengan barang-barang yang dianggap sebagian orang sebagai sampah yang tidak ada nilainya. Ditangan pemuda ini, kardus bekas menjadi ladang uang baginya. Bekerja sebagai pembawa Pompong atau kapal yang terbuat dari kayu tujuan Ranai-Serasan -Potianak memberikan peluang baginya untuk melancarkan usahanya. Tidak hanya kardus bekas, mulai dari sembako, hingga, hasil perikanan menjadi tergetnya. Dalam usahanya tidak selalu berjalan mulus, banyak kendala yang di hadapinya sepanjang karirnya sebagai pembawa pompong. Selain memutar otak untuk berbisnis, terjangan ombak dan badai di sepanjang laut Natuna- Pontianak sudah menjadi hal yang bisa baginya.
Masih Muda, Berbekal Pengalaman Entrepreneurship dan Leadership Memantapkan Dirinya Terjun ke Panggung Politik
Semasa di bangku kuliah, Ia pun memiliki bakat leadership, hal itu dibuktikan beberapa kali kesempatan di organisasi ke mahasiswaan. Ia dipercayakan memegang tampuk kepemimpinan. Pernah menjabat sebagai ketua panitia kuliah lapangan di berbagai tempat dan menjadi ketua (KKN) Kuliah Kerja Nyata.
Di tahun 2017 Andes Putra terjun ke panggung politik, berbekal segudang pengalaman yang dimilikinya Ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional. Sepanjang karirnya bergelut di dunia usaha, tidak sedikit jejaring dan relasi dari setiap lapisan masyarakat yang telah dibangunnya. Hal ini, memperkuat dirinya untuk ikut di perhelatan akbar pemilihan anggota legislatif serentak tahun 2019.
Tidak dipungkiri, Putra dari pasangan Hatta Satim (alm) dan Jamilah ini berhasil menduduki peringkat suara terbanyak. Sekitar 1664 suara khusus di dapilnya berhasil Ia raih. Andes Putra sekaligus seorang ayah dari seorang putri buah hasil pernikahannnya dengan seorang wanita yang berkarir di dunia kedokteran yakni dr. Monika. Kini secara definitif Ia telah dinobatkan sebagai Ketua DPRD Kabupaten Natuna dari partai PAN periode tahun 2019-2024..
“Saya terjun kepanggung politik tidak berniat untuk menjadi anggota DPRD, apalagi seorang ketua DPRD. Mungkin ini kehendak Allah dan sekaligus amanah buat saya. Ya, saya jalani saja. Tentunya saya juga berharap tunjuk ajar dari senior dan dukungan dari semua elemen untuk membangun Natuna ke depan,” ucapnya sambil melihat jarum jam dan sekaligus mengajak saya masuk ke ruangan untuk mengikuti sidang Komisi MUNAS HIPMI yang akan segera dilanjutkan.
Penulis: Fitra