JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Rally Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya terhenti setelah lima hari berturut-turut. IHSG ditutup turun 0,11% atau 6,89 poin ke level 6.428,31 pada perdagangan Kamis (14/1).
Mengutip data RTI, IHSG dibuka di level 6.445,90 dan bergerak dari rentang 6.407,57 dan level tertinggi 6.465,53 pada perdagangan Kamis.
Meskipun IHSG parkir di zona merah, tapi asing membukukan net buy atau beli bersih dengan nilai jumbo sebesar Rp 2,99 triliun di seluruh pasar.
Ada lima sektor yang menguat yakni sektor industri dasar, infrastruktur, perdagangan, manufaktur dan industri dasar. Masing-masing sektor tersebut menguat 1,61%, 073%, 033%, 0,31% dan 0,05%.
Sementara lima sektor yang melemah adalah sektor konstruksi, keuangan, barang-barang konsumsi, perkebunan dan tambang masing-masing turun 0,96%, 063, 0,57, 0,47% dan 0,25%.
Total volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 35,65 miliar dengan nilai transaksi Rp 28,24 triliun. Sebanyak 301 saham turun, 194 saham naik dan 144 saham nilainya tidak berubah. Di tengah penurunan IHSG, asing menadah sejumlah saham ini.
Asing membukukan net buy atau beli bersih terbesar pada saham PT Soho Global Health Tbk (SOHO) Rp 2,3 triliun. Saham SOHO pun melesat 19,80% ke Rp 6.050 per saham. Total volume perdagangan saham SOHO mencapai 487,6 juta dengan nilai transaksi Rp 2,3 triliun.
Asing juga mengoleksi saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 458,8 miliar. Namun saham BBRI melemah 0,42% ke Rp 4.770 per saham. Total volume perdagangan saham BBRI mencapai 169,4 juta dengan nilai transaksi Rp 809,0 miliar.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) juga diborong asing sebesar Rp 164 miliar. Namun saham ASII flat di level Rp 6.775 per saham. Total volume perdagangan saham ASII mencapai 53,5 juta dengan nilai transaksi Rp 366,3 miliar.
Berikut 10 saham net buy asing pada perdagangan Kamis:
1. SOHO Rp 2,3 triliun
2. BBRI Rp 458,8 miliar
3. ASII Rp 164,0 miliar
4. INKP Rp 53,5 miliar
5. UNTR Rp 48,8 miliar
6. TLKM Rp 48,3 miliar
7. BMRI Rp 45,7 miliar
8. BBTN Rp 35,4 miliar
9. BRNA Rp 33,0 miliar
10. UNVR Rp 29,8 miliar
Sumber: