Untuk itu, Lasarus menegaskan Komisi V DPR mendukung sepenuhnya untuk adanya penggunaan Genose selain di kereta api, bus, dan kapal. Dia mengharapkan, Genose juga dapat diterapkan di transportasi udara.
“Bepergian ini kan harus ini-itu. Apalagi menjelang mudik Lebaran, akan sangat terbantu bisa kembali ke kampung halaman dengan adanya metode tracking yang lebih mudah, murah, dan cepat,” ungkap Lasarus.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan perubahan cuti bersama pada 2021 menjadi hanya dua hari dari sebelumnya delapan hari. Cuti bersama 2021 yang dipangkas, yakni 12 Maret dalam rangka Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, kemudian 17-19 Mei dalam rangka Idulfitri 1442 Hijriah, dan 27 Desember dalam rangka Natal 2021.
Sementara cuti bersama yang tetap, yakni pada 12 Mei dalam rangka Idulfitri 1442 Hijriah, dan 24 Desember dalam rangka Natal 2021. Pada 2020, Presiden Jokowi menetapkan aturan larangan mudik Lebaran bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menekan arus pergerakan masyarakat ke daerah-daerah demi pencegahan penularan Covid-19.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 IDI Zubairi Djoerban meminta, masyarakat jangan mudik dulu pada tahun ini, karena kerumunan bisa kembali meningkatkan kasus Covid-19. Ia menyontohkan, ruang ICU di Paris, Prancis dan Athena, Yunani dan Italia hampir penuh karena kasus Covid-19 kembali naik.
Namun, Zubairi mengakui, kasus positif Covid-19 harian di Indonesia sekarang pelan-pelan turun. Jika kasus harian pada 30 Januari 2021 pernah menyentuh 14 ribuan dan beberapa hari ini di bawah 6 ribu.
“Jadi memang betul kasus harian turun, tetapi pertanyaannya apakah boleh mudik? Menurut saya sih tidak disarankan untuk mudik,” ujarnya, Selasa (16/3).
Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah supaya belajar dari negara lain yang kasusnya meningkat. Tak hanya luar negeri, dia menambahkan, kasus Covid-19 di Indonesia juga naik usai libur panjang. Apalagi, dia melanjutkan, presiden Joko Widodo sudah meminta implementasi kebijakan harus yang baik dan benar.
“Sedangkan sekarang kebijakannya belum baik dan benar, harus ada penegakan hukum law enforcement dan pendisiplinan,” katanya.
Zubairi mencontohkan situasi commuter line (KRL) yang terisi penuh pada saat jam sibuk. Meski calon penumpang diperiksa sebelum masuk stasiun dan mereka memang wajib memakai masker wajah, saat jam sibuk, penumpang berdekat-dekatan sehingga bisa terjadi penularan virus.
Jadi, ia meminta pemerintah benahi dulu yang ada di depan mata karena upaya menata KRL belum maksimal. Kemudian, dia melanjutkan, pemerintah baru memikirkan mengenai kebijakan mudik lebaran.
“Itu dulu diperbaiki deh,” ujarnya.
Sumber: