Anambas, metrosidik.co.id–Merasa tidak mampu melanjutkan pelayaran, sembilan orang penumpang Kapal Perintis Sabuk 36 asal Sintete minta diturunkan di Pelabuhan Tarempa. Mereka tiba pada dini hari, Sabtu, 11 Juli 2020.
Setelah 5 hari sejak berangkat dari Pelabuhan Sintete, Provinsi Kalimantan Barat, kondisi mereka terlihat lemah setelah dihantam ombak saat berlayar. Bahkan, dua orang diantaranya sempat pingsan.
Tim Gugus Tugas Covid-19 (Gustu) yang terdiri dari TNI, Polres berserta Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas segera melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 dengan menyemprotkan cairan disinfektan.
Sementara itu, Fahri Hidayat anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Anambas menawarkan untuk dilakukan Rapid Test secara keseluruhan kepada penumpang. Setelah dilakukan pemeriksaan Rapid Test, kesembilan penumpang tersebut dinyatakan non reaktif.
Fahri Hidayat sangat menyayangkan, jika perusahaan pelayaran tidak berkoordinasi terlebih dahulu ke daerah tujuan. “Harusnya mereka perusahaan berkoordinasi terlebih dahulu sebelum membawa penumpang ke daerah tujuan. Jika seperti ini, kan mereka jadi korban. Sekarang mereka harus berlayar dalam waktu yang lama,” sebutnya.
Permintaan untuk diizinkan turun di Pelabuhan Tarempa terus dimediasi oleh Tim Gustu bersama Nakhoda KM Sabuk 36. Sempat direncanakan untuk dikarantina selama 4 hari menjelang kapal Perintis Sabuk 83 tiba di Tarempa untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan tujuan Natuna.
Sayangnya, rencana itu tidak dapat dilaksanakan setelah tim Gustu Covid-19 Kabupaten Kepulauan Anambas menghubungi Kabupaten Natuna. Lagi-lagi Gustu Covid-19 Kabupaten Natuna bersih keras menolak.
Upaya yang dilakukan Tim Gustu Covid-19 Kabupaten Kepulauan Anambas ini diapresiasi oleh penumpang Sabuk 36 tersebut.
“Kami mengucapkan terimakasih atas upaya yang sudah dilakukan oleh Pemda Anambas. Meskipun akhirnya kami harus kembali. Kami sudah di lakukan pemeriksaan Rapid Test tanpa berbayar. Terimakasih dari kami bg,” ucap salah satu penumpang.
Sebelumnya, penumpang kapal Perintis KM Sabuk 36 dari Sintete, Provinsi Kalimantan Barat ini harus kembali ke tempat asal. Mereka ditolak setelah tiba di pelabuhan Penagi, Ranai-Natuna pada Rabu 8 Juli lalu.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Natuna, Iskandar, DJ mengakui Pemda Natuna tidak bisa menerima kedatangan penumpang dengan KM Sabuk 36 itu.
“Itukan terkait surat edaran untuk Covid. Untuk hari ini Natuna belum membuka pintu masuk. Jadi untuk hari ini, dan berdasarkan hasil keputusan rapat Gugus belum dibenarkan untuk saat ini. Ini hasil dari tim gugus bersama Dandim dan Polres,” jelasnya saat dihubungi metrosidik melalui sambungan seluler, Sabut, 11 Juli 2020.
Meskipun sudah ada surat hasil Rapid Test, Iskandar kembali menegaskan, bahwa Tim Gustu Natuna tidak dapat mengizinkan kecuali untuk transportasi udara. Untuk transportasi laut, hanya berlaku bagi petugas dan orang sakit sesuai surat edaran bupati.
Dirinya mengakui kedatangan penumpang ini tidak ada koordinasi maupun diketahui Tim Gustu Natuna. “Kita waktu itu tidak dapat informasi,” singkatnya
Ketika dikonfirmasi kebenaran, adanya sebagian penumpang dari Sintete turun di Kecamatan Serasan Kabupaten Natuna, Iskan menyebut pihaknya belum mendapat informasi. “Itu saya belum dapat informasi, nanti saya tunggu laporan dari Tim Gugus Kecamatan,” tuturnya.
Meskipun kesembilan penumpang yang terdiri dari wanita ini sudah melaksanakan syarat pelayaran seperti melakukan rapid test, Pemda Natuna tetap berkilah, bahwa belum ada keputusan untuk membuka kembali akses kapal penumpang transportasi laut yang sempat ditutup sejak pandemi Coronavirus Disease 2019.
Salah satu penumpang yang baru saja tiba di pelabuhan Tarempa menyebut, mereka telah membeli tiket tujuan Natuna serta menyertakan surat keterangan kesehatan dan hasil test yang menerangkan non reaktif. Namun tetap saja ditolak dan diharuskan kembali ke daerah asal.
“Kami berangkat tanggal 6 Juli. Bagi kami aneh aja, sudah lengkapi semua persyaratan, tetap saja kami ditolak. Kami kerja di Natuna, sebagian juga ada usaha di sana,” ucap salah satu penumpang yang minta tidak disebutkan namanya. Sabtu, 11 Juli 2020.
Menurut keterangannya, sejak bertolak dari pelabuhan Penagi sudah ada yang pingsan. “Kami sudah 5 hari di atas kapal, dua orang teman kami sempat pingsan dalam perjalanan karena ombak kuat. Kok tega ya mereka menolak kami, kami kan juga warga negara Indonesia,” celetuknya.
Sebelum tiba di pelabuhan Tarempa, kapal berlayar dengan rute Penagi, Pulau Laut, Sedanau dan Midai.
Kini kesembilan penumpang itu terpaksa harus melanjutkan perjalan menuju pelabuhan asal yakni pelabuhan Sintete. Mereka diperkirakan akan tiba pada tanggal 16 Juli mendatang dengan rute Letung, Tanjungpinang, Tambelan dan Sintete.
*Fitra