Kekurangan Guru, Pembangunan SDM SMKN 4 Anambas Terancam Gagal


Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Siswa SMKN 4 Anambas

Anambas, Metrosidik.co.id– Beginilah nasib dunia pendidikan di daerah perbatasan yang banyak keterbatasan baik dari fasilitas pendukung hingga tenaga pendidik masih menjadi persoalan kelasik di negeri ini. Ketimpangan itu sangat nyata pada salah satu sekolah di perbatasan laut Cina Selatan yakni, sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 4-Anambas) di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Sekolah yang mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada Juli tahun 2017 lalu itu kondisinya kini sangat memprihatinkan. Dari dua jurusan, sebanyak 31 siswa saat ini masih kekurangan tenaga pengajar.

Jumlah 31 siswa sekolah tersebut dibagi dua. Siwa kelas I sebanyak 21 orang, dan siswa kelas II sebanyak 10 orang. Dari dua juruasan di SMK N 4 Anambas diantaranya jurusan Desain Permodelan dan jurusan Informasi Bangunan (DPIB) dan jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM)

Keluhan itu pun disampaikan oleh kepala sekolah SMK Negeri 4 Anambas Arif Eko Wahyudi kepada Metrosidik. Eko menyampaikan, kekurangan tenaga pendidik ini sudah beberapa kali disampaikan pihaknya ke Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau.

“Saat ini guru teknik belum ada, yang ada masih guru umum. Guru di bidang kejuruan otomotif masih kosong. Sehingga, dengan terpaksa kami satu kan saja siswa jurusan otomotif dengan jurusan bangunan.
Permasalahan ini sudah kami sampaikan ke Disdik Provinsi, ” jelasnya Senin, 11/03/19.

Sementara itu untuk guru teknik bangunan, pihaknya masih mengharap bantuan dari staf-staf dari Dinas Pembangunan Umum (PU). “Ada 4 orang kita minta dari kawan -kawan PU untuk mengajar. Hanya saja sering terkendala dengan waktu. Untuk honorer diberikan 50 ribu per jam,” ucapnya.

“Untuk honorer tersebut di ambil dari anggaran iuran SPP siswa. Untuk kelas I per bulan 60 ribu dan untuk kelas II dipungut sebesar 70 ribu,” tambahnya.

Baca juga  Tidak Memiliki Izin, PT PCP Cabang Tanjungpinang Beroperasi Secara Ilegal

Arif menjelaskan, SMKN 4 Anambas, sebelumnya hanya ada satu jurusan yakni jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB). Jurusan ini mempelajari ilmu tentang gambar konstruksi bangunan. Namun dalam perjalanan SMK N4 membuka jurusan otomotif dengan jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) di tahun ini.

“Saya melihat potensi jurusan otomotif sangat banyak di minati. Contohnya, seperti perbaikan sepeda motor. Untuk itu kami membuka jurusan itu. Sayangnya dalam perjalan kami mengalami kendala kekurangan tenaga pendidik, sehingga jurusan otomotif tidak dapat kami lanjutkan,” paparnya.

Saat ini di sekolah SMK N 4 Anambas terdapat 6 orang guru dari provinsi. Dari ke enam guru tersebut, 2 orang guru berstatus CPNS dan 4 orang dari honorer. Sedangkan untuk tenaga pengajar dari honorer provinsi itu diberikan gaji sebesar 2 juta per bulan dan 3 orang guru tambahan dari kabupaten di gaji sebesar 2,2 juta per bulan serta 2 orang guru tambahan dari pihak sekolah di gaji sebesar 800 ribu per bulan. Gaji untuk dua orang guru dari sekolah itu di ambil dari anggaran operasional sekolah.

Ia menambahkan, persoalan kurangnya tenaga pengajar ini juga telah disampaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Dikonfirmasi kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Muhammad Dali, memberikan keterangan bahwa, persoalan tersebut akan di tinjau kembali. “Kita akan verifikasi kembali,” balasnya melalui pesan singkat, Senin, 11/03/19.

Banyak argumen yang muncul, persoalan ini akibat peralihan kewenangan SMA sederajat kepada pemerintah provinsi yang sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014. Sehingga pemerintah daerah kabupaten setempat tidak bisa ikut campur tangan terhadap persoalan yang sedang menimpa pembangunan sumber daya manusia khususnya di tingkat sekolah menengah atas.

Baca juga  Abdul Haris Berharap Para Pengusaha Muda Memanfaatkan Peluang Strategis di Daerah

* Fitra

jasa website rumah theme

Pos terkait