Anambas, Metrosidik.co.id–Tempat Pemakaman Umum, (TPU) biasanya ramai dikunjungi di saat Idul Fitri. Sanak saudara mereka yang telah meninggal dunia akan berziarah melantunkan do’a dan dzikir. Kegiatan tersebut sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat sejak dulu.
Sedikit memperihatinkan ketika melihat keadaan tempat peristirahatan terakhir di Kampung Melayu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas. Pasalnya, tak jauh dari pemakaman, berjarak lima meter di seberang jalan, terdapat tumpukan sampah yang dikumpulkan di sana.
Selain tak elok dipandang, bau tak sedap sesekali menyengat hidung. Ketika melintas tak jarang bau tak sedap tercium apalagi bagi peziarah.
Tumpukan sampah ini berasal dari limbah rumah tangga dan limbah dari beberapa pasar di sekitar Tarempa. Terpantau media ini tak sedikit beberapa tumpukan sampah dibakar di sana.
Dikonfirmasi, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Anambas, Risda Yani mengatakan, bau yang berasal dari sampah-sampah itu dikarenakan masih ada sampah yang tercampur dengan sampah organik dan sampah non organik.
Sebelumnya tahun 2014 Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup telah menyewa lahan yang saat ini digunakan sebagai tempat transit sampah. Lahan yang disewakan itu diketahui merupakan tanah wakaf dan telah dikontrak selama 25 tahun.
Risda Yani menyebut, untuk saat ini pihaknya belum berencana untuk memindahkan tumpukan sampah dari seberang jalan pemakaman umum itu.
“Upaya untuk pindah dari situ belum ada. Karena masih lama belasan tahun lagi,” sebutnya, Senin, 17 Mei 2021 kepada metrosidik.
Risda Yani mengatakan, saat ini pilihan yang sulit bagi pihaknya. Sebab, lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) jauh dari jangkauan kendaraan Tosa.
“Kita operasikan lori, terkendala dengan jalan yang sempit di pemukiman warga. Jika Tosa kita langsung ke TPS, Tosa tidak kuat karena tanjakan jalan yang terjal,” sebut dia.
*Fitra
