Siantan Selatan, metrosidik.co.id- Kelimpahan dan hasil tangkapan cumi- cumi di perairan Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau dari nelayan Desa Air Bini, Kecamatan Siantan dalam satu bulannya dapat menghasilkan puluhan ton banyaknya. Hasil tangkapan itu diolah menjadi cumi -cumi kering untuk dijual ke luar daerah.
Haironi, seorang nelayan yang memiliki bagan apung di Desa Air Bini, Kepulauan Anambas, mengatakan, banyaknya cumi- cumi di laut wilayah ini tergantung pada musim nya.
” Sekitar bulan April sampai dengan bulan Desember, jika cuaca baik dan mendukung diperkirakan dalam semalam sekitar 1 ton lebih cumi-cumi yang kita dapat, “ucap, Haironi, saat di konfirmasi, Minggu ( 21/3/2021).
Namun setiap bulan Januari hingga Maret hasil tangkapan cumi- cumi tidak begitu banyak hanya 200 kg saja.
Dia menjelaskan, proses penangkapan cumi cumi itu dilakukan saat matahari mulai terbenam. Haironi, bersama tiga orang krunya mulai menyiapkan peralatan jaring dengan di dukung pencahayaan lampu menggunakan mesin genset.
Lalu kata dia, dari hasil tangkapan cumi- cumi ini langsung direbus di tempat bagan menggunakan kompor gas, kemudian setiba sampai dirumah cumi- cumi langsung dijemur, memang saat ini proses pengelolaan cumi- cumi kering asin di wilayah ini masih dilakukan secara tradisional, jelasnya.
” Dalam satu bagan kita berkerja empat orang, nanti bagi hasil, meskipun dengan keterbatasan sarana dan prasarana tidak menyurutkan semangat kami,” kata Haironi.
Dalam satu tahun, nelayan bagan cumi- cumi wilayah ini berkerja selama 7 bulan. Kemudian selama satu bulan cuma 20 hari nelayan bagan melaut, tergantung dengan cuaca, katanya.
Lanjut kata dia, harga cumi – cumi kering asin dijual satu kilogram nya seharga Rp. 94 ribu. Menghasilkan satu kilogram cumi – cumi kering asin itu dari 3 kg cumi- cumi basah.
” Cumi- cumi kering ini nantinya kita kirim ke Jakarta, Batam, Tanjungpinang melalui kapal kargo,” sebutnya.
Meskipun 80 persen mayoritas pekerja di Desa Air Bini adalah nelayan namun hanya 7 orang saja yang mengelola cumi-cumi kering, bebernya.
Menurutnya, ditengah pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi terhadap usaha nya, hanya saja saat cumi – cumi melimpah harga jual sedikit menurun. (*)