DENPASAR. METROSIDIK.CO.ID — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berjanji akan memperjuangkan pinjaman lunak sebesar Rp9,9 triliun yang diperuntukkan bagi pelaku pariwisata di Bali untuk memastikan lokomotif pariwisata tetap hidup.
“Kembali dari sini (Bali) saya akan bertemu Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Pak Airlangga (Menko Perekonomian), ini akan terus kita gaungkan, saya sudah bilang sama Pak Wagub, saya pasang badan untuk program ini agar bisa goal,” kata Sandiaga Uno usai menggelar rapat tertutup di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Denpasar, Kamis malam.
Pinjaman lunak senilai Rp9,9 triliun itu nantinya melalui penempatan uang negara di perbankan lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Teman-teman pariwisata mengatakan lokomotifnya sudah berhenti, bagaimana sekarang lokomotif ini bisa mulai menyalakan engine-nya untuk bergerak,” ucapnya.
Menurut Sandiaga Uno, pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali harus dirawat jangan sampai lokomotif ini benar-benar rusak. Saat ini banyak fasilitas pariwisata sudah tidak terawat, SDM pariwisata mulai menurun kinerjanya, dan bahkan banyak yang terkena PHK.
“Seperti mobil tidak boleh perawatannya tidak dilakukan,” ujarnya.
Sandiaga mulai Kamis ini resmi berkantor di Bali dan direncanakan hingga Sabtu (30/1). Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan lebih lama di Bali jika jadwal kerjanya semakin padat.
“Saya berkantor di sini, bukan berkunjung. Jadi yang disebut work from Bali,” ucapnya.
Pihaknya pun mendorong agar CEO dari perusahaan besar di Jakarta, Surabaya, Medan dan kota besar lainnya maupun kalangan BUMN atau swasta murni untuk juga turut berkantor di Bali.
“Kami inginnya hal-hal yang fokus dan konkret yang bisa dilakukan dalam jangka pendek dan menengah, khususnya untuk menyelamatkan begitu banyak, jutaan lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sekarang sudah terancam banyak di-PHK,” kata Sandiaga Uno.
Sementara itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan pinjaman lunak ini dapat segera bisa diakses pelaku usaha di Bali pada Januari 2021 ini.
Pihaknya pun mengharapkan pinjaman tersebut dengan bunga di bawah kredit usaha rakyat (KUR) atau lebih rendah dari 3 persen. “Secepatnya ya, kalau bisa Januari, harapan kita Januari,” ujar pria yang akrab dipanggil Cok Ace itu.
Cok Ace menambahkan pelaku pariwisata yang mendapatkan pinjaman lunak tentu harus memenuhi sejumlah kriteria seperti domisili di Bali, skala perusahaan, perizinan dan sebagainya.
“Saat ini antara mengatasi COVID-19 dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi Bali menjadi dua hal yang harus dijaga keseimbangannya,” katanya.
Sumber: