JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,12% di level 5.979,39 pada Kamis (28/1). Beberapa katalis yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah kebijakan pemerintah dalam memperpanjang masa PPKM serta kenaikan kasus Covid-19 berpotensi memberikan sentimen negatif bagi pasar.
“Dovish statement dari The Fed turut mempengaruhi pelemahan indeks. Selain itu, dinamika perkembangan Covid-19 global menyebabkan terjadinya kekhawatiran bagi para pelaku pasar,” kata Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama, Kamis (28/1)
Menurut Nafan, sentimen Covid-19 masih yang paling krusial dalam mempengaruhi pergerakan indeks untuk perdagangan selanjutnya. Berdasarkan rasio fibonacci, support maupun resistance berada pada 5.853,26 hingga 6.064,55.
Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI masih menunjukkan sinyal negatif. Di sisi lain, terlihat beberapa pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG pada perdagangan Jumat (29/1).
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut:
1. AALI
Pergerakan harga saham hampir menguji garis MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Ia menyarankan akumulasi beli pada area level Rp 10.750–Rp 11.050, dengan target harga secara bertahap di Rp 11.575, Rp 12.650 dan Rp 13.750. Support: Rp 10.750 & Rp 10.475.
2. BBTN
Terlihat pola doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Nafan menyarankan akumulasi beli pada area Rp 1.595–Rp 1.625, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.740, Rp 1.805, Rp1.865, Rp 2.110 dan Rp 2.180. Support: Rp1.515.
3. BMRI
Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Ia menyarankan akumulasi beli pada area Rp 6.900–Rp 7.050, dengan target harga secara bertahap di level Rp 7.275, Rp 7.550, Rp 7.850 dan Rp 8.050. Support: Rp 6.900 & Rp 6.700.
3. CPIN
Terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Ia menyarankan akumulasi beli pada area level Rp 5.700–Rp 5.800, dengan target harga secara bertahap di level Rp 5.900, Rp 6.600, Rp 7.275 dan Rp 7.975. Support: Rp 5.550 & Rp 5.225.
4. LINK
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Nafan memberikan rekomendasi akumulasi beli pada area level Rp 2.740 – Rp 2.800, dengan target harga secara bertahap di level Rp 2.990, Rp 3.100 dan Rp 3.950. Support: Rp 2.690 & Rp 2.500.
5. MYOR
Pergerakan harga saham telah menguji beberapa garis MA 10 maupun MA 20 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Ia menyarankan akumulasi beli pada level Rp 2.750–Rp 2.790, dengan target harga secara bertahap di Rp 2.880 dan Rp 2.950. Support: Rp 2.730 & Rp 2.680.
6. PPRE
Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama masih terbuka lebar. Ia menyarankan akumulasi beli pada area level Rp 196–Rp 202, dengan target harga secara bertahap di level Rp 224, Rp 270 dan Rp 316. Support: 189 & 178.
Sumber: