JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID —Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui Prabowo Subianto berpeluang besar kembali maju sebagai calon presiden (capres) di 2024. Hal tersebut disampaikannya ketika menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD Gerindra Sulawesi Selatan.
“Saya katakan, 2024 Pak Prabowo Insya Allah akan maju dalam laga pilpres. Majunya beliau karena begitu masifnya permintaan kita semua,” ujar Muzani lewat keterangannya, Minggu (10/10/2021).
Kembali majunya Prabowo di 2024, kata Muzani, merupakan dorongan dari harapan rakyat dan Partai Gerindra. Meskipun ia mengatakan, tak ingin mendahului jawaban dari Menteri Pertahanan itu. “Dengan tidak mendahului jawaban beliau, saya katakan sekali lagi Insya Allah Pak Prabowo akan maju di Pilpres 2024,” ujar Muzani.
Dalam Rakorda tersebut, DPD Gerindra Sulsel meminta kesediaan Ketua Umum Partai Gerindra untuk maju di Pilpres 2024. Muzani mengatakan, para kader partai harus menjadi faktor penentu kemenangan Gerindra di Pemilu 2024 dan Prabowo di Pilpres 2024.
Menurut dia, dengan target minimal kemenangan 65 persen di Sulsel, maka harus jadikan wilayah tersebut sebagai ‘kandang’ Gerindra. Dia meminta seluruh kader Gerindra untuk tidak melakukan perbuatan yang dapat merugikan partai.
Ketua DPD Gerindra Sulawesi Selatan Andi Iwan Darmawan Aras mewakili 12 DPC kabupaten/kota di Sulawesi Selatan mendeklarasikan dukungannya kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju sebagai capres di Pemilu Presiden 2024.
“Saya selaku ketua DPD Sulsel mewakili seluruh pengurus meminta dan memohon kesediaan Bapak Prabowo untuk dapat dicalonkan sebagai calon presiden tahun 2024,” ujarnya.
Pada Pilpres 2019 lalu, Gerindra berkoalisi dengan PKS, PAN, Demokrat, dan Berkarya untuk mengusung Prabowo-Sandiaga Uno. Menanggapi peluang kembali berkoalisi dengan Gerindra untuk mengusung Prabowo, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan hal itu menjadi keputusan Majelis Syuro. “Apakah akan berkoalisi, semua kemungkinan tetap ada, tapi Majelis Syuro yang akan memutuskan,” ujar Mardani.
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menegaskan, mengacu pada hasil rapat kerja nasional (Rakernas) II pada 31 Agustus 2021, hal berkaitan dengan pilpres menjadi kewenangan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
“Kewenangan penuh diserahkan kepada ketua umum PAN, Zulkifli Hasan, untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam proses pencalonan capres/cawapres,” ujar Viva.
Masih kuat
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai Prabowo Subianto masih menjadi sosok yang kuat untuk maju di Pilpres 2024. Mengingat dalam sejumlah hasil survei, namanya selalu berada paling atas ketimbang calon-calon potensial lain.
“Prabowo Subianto punya tabungan elektabilitas bisa dari capres yang berulangkali dimulai sejak 2004. Itu tak bisa dipungkiri,” ujar Adi saat dihubungi, Minggu (10/10/2021).
Apalagi, saat ini Partai Gerindra tak memiliki sosok lain yang elektabilitasnya tinggi seperti Prabowo. Elektabilitasnya juga dinilai semakin tinggi, mengingat dia yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan. “Suka tak suka, Prabowo merupakan kekuatan Gerindra itu sendiri. Wajar kalau terus diusung maju,” ujar Adi.
Namun, Pilpres 2024 dinilainya tak akan berjalan mulus bagi Prabowo dan Partai Gerindra. Pasalnya, saat ini terdapat sosok-sosok potensial lain yang berpeluang menyalip elektabilitasnya, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil. “Kalau lawan tak kuat, Prabowo bisa menang. Kalau kuat tentu ancaman serius ke Prabowo, Ganjar mungkin juga Anies,” ujar Adi.
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiarti juga menilai tingginya elektabilitas Prabowo membuat Partai Gerindra ngotot ingin kembali mengusungnya di pilpres. “Prabowo masih berpeluang menang dalam kompetisi pemilu ke depan. Karena itu, Gerindra bisa jadi melihat ini sebagai peluang dan harapan bagi Prabowo,” ujar Aisah.
Namun, Pilpres 2024 dinilainya masih sangat jauh jika sebuah partai langsung menyatakan akan mengusung dan mendukung sosok tertentu. Sebab, dinamika politik di Indonesia masih akan terus terjadi dan itu menjadi tantangan bagi Prabowo dan Partai Gerindra untuk mempertahankan elektabilitasnya.
“Pemilu masih panjang perjalanannya, dan politik masih sangat mungkin mengalami dinamika yang belum kita tahu arahnya akan ke mana,” ujar Aisah.
Elektabilitas Prabowo:
SMRC (15-21 September 2021): 20,7 persen
SPIN (7-21 Agustus 2021): 21,9 persen
Charta Politica (12-20 Juli 2021): 17,5 persen
New Indonesia Research & Consulting (21-30 Juli 2021): 16,7 persen
IPO (2-10 Agustus 2021): 7,8 persen
Indostrategic (23 Maret-1 Juni 2021): 17,5 persen)