Saat Vaksinasi Covid-19 DPR Ada Penumpang Gelap di Gedung Parlemen?

Saat Vaksinasi Covid-19 DPR Ada Penumpang Gelap di Gedung Parlemen
Ilustrasi Gedung DPR dan MPR Jakarta (Foto: Reuters)

JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Anggota DPR dikabarkan menggelar kegiatan vaksinasi Covid-19 di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta secara tertutup. Para anggota dewan juga membawa keluarga inti mereka untuk mendapatkan vaksinasi corona.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyebut, DPR membawa “penumpang gelap” saat vaksinasi Covid-19. Penumpang gelap itu ialah keluarganya yang diikutsertakan secara diam-diam.

“Ketika diselisik, ketidakpedean DPR untuk menyiarkan secara terbuka kegiatan vaksinasi, ternyata karena ada penumpang gelap yang turut serta menikmati fasilitas vaksinasi bersama pelayan publik, walau mereka bukan pelayan publik,” katanya, Jumat (26/2/2021).”Penumpang gelap yang tak ingin terekspos itu adalah istri atau suami serta anak-anak anggota yang mendapatkan vaksinasi prioritas gelombang kedua, hanya karena kebetulan berjodoh dengan anggota DPR serta yang lainnya karena menjadi anak anggota,” imbuh Lucius.

Baca juga  Jika Ingin Periksa Anggota Dewan ini Aturan Penegak Hukum Harus Dapat Izin Presiden

Menurut Lucius, semestinya anggota dewan tak perlu khawatir dan kucing-kucingan terkait vaksinasi Covid-19. Sebab, pada saatnya nanti semua warga negara akan menerima vaksin.

Lucius bilang, sesungguhnya DPR memperlihatkan bahwa kebijakan mengangkut rombongan keluarga untuk menerima vaksin adalah sesuatu yang menyimpang. Kata dia, sesuatu yang menyimpang akan merusak citra dan kehormatan DPR.

“Maka kalau bisa sembunyi-sembunyi, mengapa harus terbuka? Sebegitu menyimpangnya vaksinasi anggota beserta keluarga DPR itu sampai-sampai jurnalis yang mau meliput kegiatan di DPR harus di-BAP Kesekjenan, seolah-olah meliput kegiatan para pejabat sepenting DPR merupakan sebuah aksi kriminal,” ujarnya.

Lucius lantas mengungkit soal rapid test khusus anggota DPR dan keluarganya pada 2020 lalu. Saat itu, rapid test menjadi sesuatu yang mahal karena langka.

Warga pun harus mengantre dan menyiapkan sendiri biaya untuk rapid test. Tapi di DPR dengan mudahnya anggota dan keluarga mendapatkan rapid test secara eksklusif dan gratis.

Baca juga  Dukungan SKB Tiga Menteri Soal Seragam Sekolah Negeri Terus Mengalir

“DPR juga pernah heboh gegara beberapa anggota narcis menggunakan pakaian APD ketika di saat yang sama banyak nakes kesulitan mendapatkan APD. Memang relasi corona dan DPR sejak awal aneh. Dan mungkin keanehan itu yang tak ingin segera berakhir cepat, sehingga vaksinasi yang harusnya jadi ajang promosi penerimaan vaksin yang aman justru dijadikan ajang petak umpet oleh DPR,” kata Lucius menandaskan.

 

 

 

Sumber: 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait