Kejagung Periksa 4 WNA Asal China Diduga Terlibat Kasus Korupsi PT Krakatau Steel

Kejagung Periksa 4 WNA Asal China Diduga Terlibat Kasus Korupsi PT Krakatau Steel
ILUSTRASI - PT Krakatau Steel.

JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Empat warga negara asing (WNA) asal Tiongkok diduga terlibat dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi PT Krakatau Steel (KRAS).

Kejaksaan Agung akan memeriksa keempat WNA tersebut, namun belum diketahui apakah mereka masih di Indonesia atau tidak.

Keempat WNA asal Tiongkok itu bakal diperiksa terkait perkara dugaan korupsi proyek pembangunan pabrik Blast Furnance oleh PT Krakatau Steel tahun 2011. “Ya pasti akan kita panggil dong,” ujarnya.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus Kejagung Supardi mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Imigrasi terkait keterlibatan empat WNA asal Tiongkok tersebut.

Baca juga  Ketua DPD RI LaNyalla Minta Pemerintah Perhatikan Pemenuhan Kebutuhan Listrik Kalbar

Koordinasi tersebut, kata Supardi, dilakukan untuk memastikan keempat WNA asal Tiongkok itu masih ada di Indonesia atau sudah ke luar negeri. “Kita masih cek ke Dirjen Imigrasi, mereka ada di Indonesia atau tidak,” kata Supardi, Minggu (3/4/2022).

Supardi menjelaskan peran keempat WNA tersebut sempat turut serta membangun proyek pabrik Blast Furnance PT Krakatau Steel.

Namun, keempat WNA itu mendadak mundur dan mengalihkan proyek itu kepada pihak lain karena menduga PT Krakatau Steel tidak mampu bayar. “Jadi mereka menilai sepertinya PT Krakatau Steel ini tidak sanggup bayar,” ungkapnya.

Baca juga  Tersangka RJ Lino Batal Diperiksa KPK Karena Belum Punya Pengacara Pendamping

Sebelumnya diberitakan penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) memperkirakan nilai korupsi PT Krakatau Steel menyebabkan kerugian negara lebih dari Rp10 triliun.

Perkara dugaan tindak pidana korupsi PT Krakatau Steel tersebut berawal pada saat perusahaan itu telah membangun sebuah pabrik baja tipis di wilayah Cilegon Banten. Total investasi untuk pembangunan pabrik mencapai lebih dari Rp10 trilun.

Namun, pabrik baja tipis yang diharapkan bisa berjualan dan bersaing dengan pabrik baja tipis lainnya itu ternyata hingga saat ini tidak beroperasi sama sekali.

 

jasa website rumah theme

Pos terkait