Calon Hakim Agung: Pengembalian Aset Lebih Penting Ketimbang Menghukum Mati Koruptor

Calon Hakim Agung: Pengembalian Aset Lebih Penting Ketimbang Menghukum Mati Koruptor
ILUSTRASI (Foto: Gempita.co)

 

“Tapi dalam praktik peradilan di Indonesia, masih belum ada pelaku tindak pidana korupsi yang dijatuhi pidana mati,” tuturnya.

Kendati pengembalian aset negara dinilai penting, namun Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset Tindak Pidana belum menjadi prioritas pembahasan di DPR.

Tidak masuknya RUU Perampasan Aset sebagai Prolegnas Prioritas 2021 diputuskan dalam rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR bersama Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Rabu (15/9/2021).

Ketua baleg DPR Supratman Andi Agtas mengatakan, pemerintah dan DPD menyetujui tiga RUU yang diusulkan pemerintah masuk dalam Prolegnas Prioritas, yaitu RUU ITE, RUU KUHP dan RUU Pemasyarakatan.

Baca juga  Sandiaga: Perlu Konten Digital Pasarkan Kerajinan Produk Perak

Keputusan diambil setelah diskusi tertutup antara Baleg dan pemerintah. Padahal sebelumnya Menkumham Yasonna Laoly mendorong RUU Perampasan Aset juga masuk Prolegnas Prioritas 2021.

Dalam rapat tersebut pemerintah mengusulkan 5 RUU masuk prioritas yaitu RUU Perampasan Aset Tindak Pidana, RUU KUHP, Revisi UU ITE, Revisi UU Pemasyarakatan, dan Revisi UU Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Namun, Baleg hanya menyetujui tiga di antara lima usulan itu yang dimasukkan dalam Prioritas 2021. Supratman tidak menjelaskan alasan RUU Perampasan Aset Tindak Pidana tak masuk prioritas.

 

 

jasa website rumah theme

Pos terkait