BNPB: 171 Rumah Warga di Lhokseumawe Terendam Banjir

Banjir di aceh. ©2016 merdeka.com/afif

LHOKSEUMAWE, ACEH — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, ratusan rumah warga Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh masih tergenang banjir hingga hari Senin (4/1). Genangan telah berlangsung sejak Sabtu lalu (2/1) sejak pukul 07.00 WIB.

“171 rumah warga dan puluhan hektar wilayah tergenang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Senin (4/1).

171 rumah yang ditempati oleh 171 KK itu mengungsi di beberapa desa. Sebagian kecil ada yang mengungsi di rumah tetangga, yakni sebanyak 15 KK. Sementara itu, 60 KK tersebar di Desa Asan Kareung, 25 KK di Desa Rayeuk Kareung, Kumbang Punteut 30 KK dan Mane Kareung 41 KK.

Raditya mengatakan, banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air Sungai Kareung Pase dan beberapa sungai lainnya meluap pada Sabtu lalu (2/1).

“Saat kejadian, tinggi muka air sekitar 60 hingga 70 cm. Banjir di Kawasan Kota Langsa yang sudah surut juga dipicu oleh curah hujan tinggi pada Sabtu (2/1), pukul 03.00 WIB,” ujarnya.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap dampak dari musim hujan ini. Mengingat puncak musim hujan berada pada periode Januari hingga Februari 2021.

“Selain itu, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) juga menginformasikan prakiraan cuaca wilayah Provinsi Aceh pada 4 – 5 Januari 2021 berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.” ujarnya.

Banjir setinggi lebih dari satu meter ini melanda 4 kecamatan di Kota Lhokseumawe, yakni Kecamatan Blang Mangat, Banda Sakti, Muara Dua dan Muara Satu. Dari empat kecamatan tersebut, Kecamatan Blang Manget merupakan wilayah yang paling terdampak.

Baca juga  Disdikpora Anambas Jelaskan Tahapan Pendaftaran Beasiswa Penuh

Sedangkan desa yang terdampak di Kecamatan Blang Manget yaitu Desa Kumbang Puntuet, Rayeuk Kareung, Asan Kareung, Mane Kareung dan Mesjid Punteut. Dia pun menyebutkan secara rinci, wilayah lain yang ikut terdampak.

“Beberapa desa di kecamatan lain yang terdampak, yaitu Desa Tempouk Teungoh, Kampung Jawa dan Hagu Tengoh di Kecamatan Banda Sakti, Desa Alue Ulim dan Paya Punteut di Kecamatan Muara Dua, dan Desa Cot Trieng dan Desa Ujung Pacu di Kecamatan Muara Satu,” ujarnya.

Sementara itu lokasi yang terdampak di Kecamatan Langsa Baro (Desa Lengkong, PB Seuleumak, Karang Anyar, Alue Dua, Timbang Langsa dan Birem Puntong) dan Kecamatan Langsa Barat (Desa Birem Puntong, Lhokbanie dan Sungai Pauh).

Pada wilayah terdampak, sebanyak 2.323 KK atau 9.448 jiwa terdampak di beberapa desa tersebut.

“Jumlah keluarga terdampak di Kecamatan Langsa Baro, antara lain Desa Lengkong 145 KK/600 Jiwa, Desa PB Seuleumak 1.004 KK/4.835 jiwa, Desa Karang Anyar 125 KK/475 jiwa, Desa Alue Dua 25 KK/97 Jiwa, Desa Timbang Langsa 70 KK/310 jiwa, Desa Birem Puntong 225 KK/915 jiwa,” paparnya.

Kecamatan Langsa Barat, antara lain Desa Lhokbanie 50 KK/175 jiwa, Desa Sungai Pauh 45 KK/200 jiwa, Desa PB. Teungoh 65 KK/215 jiwa, Desa Matang Seulimeng 200 KK/875 jiwa,

Kecamatan Langsa Lama, antara lain Desa Meurandeh Teungoh 75 KK/310 jiwa, Desa Meurandeh 65 KK/260 jiwa dan Desa Barôh Langsa 52 KK/170 jiwa.

Kecamatan Langsa Timur antara lain, Desa Simpang Wie 30 KK/125 jiwa, Desa Alue Pineung 70 KK/245 jiwa, Desa Alue Pineung Timu 30 KK/121 jiwa, Desa Medang Ara 17 KK/50 jiwa, Desa Matang Seutui 20 KK/89 jiwa dan Desa Matang Panyang 20 KK/78 jiwa.

Baca juga  Terdampak Banjir di Kalimantan Barat Perbatasan Indonesia-Malaysia

“Kecamatan terdampak di Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa merupakan sejumlah kecamatan yang memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, Kota Lhokseumawe memiliki 4 kecamatan dengan potensi bahaya tersebut, sedangkan Kota Langsa 5 kecamatan,” tutupnya.

 

 

Sumber:

 

jasa website rumah theme

Pos terkait