Sukses Sebagai Pengepul Barang Rongsokan, Wandi Ajak Pemda Kerja Sama


Anambas, metrosidik.co.id–Wandi (40) warga Batu Tambun, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas ini sukses menggeluti profesinya sebagai pengepul sampah. Usaha yang telah digelutinya sejak tahun 2005 ini terus berkembang hingga saat ini.

“Sejak tahun 2005 bisnis usaha ini kita buka dan ada 5 orang karyawan di sini. Untuk penghasilanya cukup sedikit, ya cukup untuk makan sehari hari saja,” ujarnya Senin, 27/7/20.

Wandi yang merupakan perantau dari Jawa Barat ini menyebut, usaha seperti ini patut menjadi contoh bagi masyarakat lainnya. Sebab kata dia, untuk mendatangkan keuntungan lebih, mereka hanya perlu mengumpulkan barang-barang bekas atau kardus yang tidak terpakai lagi, kemudian didaur kembali menjadi barang yang berguna.

“Ada beberapa masyarakat yang melihat hal ini sebagai sebuah peluang dengan mengumpulkan sampah-sampah untuk didaur ulang. Tentunya itu di perlukan proses pemilahan,” kata dia.

Adapun barang-barang bekas yang biasanya diantar di tempat ini diantaranya, kardus, botol, sendal jepit yang sudah tidak di pakai lagi, kaleng susu dan barang bekas lainnya. Setalah dikumpulkan, barang bekas ini nantinya akan dikirim ke pabrik di Jakarta untuk di daur ulang menggunakan kapal kargo.

Barang bekas dan sampah yang sudah siap dikirim.

“Kalau pengirimannya tergantung ketersediaan barang. Ada kapalnya kita kirim, kadang kita kirim 30 ton, kadang juga 40 ton, “ujar wandi

Untuk mendapat barang-barang bekas ini ia mengaku, banyak juga dari warga dan toko-toko material. “Alhamdulillah banyak juga yang jual ke sini dari toko-toko juga ada, kesini semualah,” ujarnya.

Adapun harga kardus bekas, perkilonya 500 rupiah, plastik 1.500, besi 1.200, kaleng susu 500 rupiah.

Meskipun usaha ini sudah berjalan, Wandi berharap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Perhatian yang dimaksudkannya seperti kebijakan dan ketegasan dari pemerintah daerah untuk menertibkan agar tidak sembarangan membuang sampah, khususnya barang bekas perabotan rumah tangga.

Baca juga  Ini Alasan Lurah Tarempa Bangun Posko Pemilu

“Untuk kedepan saya berharap ada kerja sama dengan PEMDA. Kita tidak minta apa-apa, tidak minta alat atau apa. Cukup arahkan ke bawah aja, kita kumpulkan ke pegawai pegawai, seperti di pulau-pulau kita akan ambil. Hal seperti ini jangan dianggap sepele dari pada sampah-sampah itu dibuang di laut atau di mana lebih baik dijual ke sini dan bisa menghasilkan uang,” harapnya.

Ia sangat menyayangkan, saat ini kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin tergerus. Bahkan kata dia, saat ini masih banyak sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomi berserakan di laut.

“Kita seharusnya ada kerja sama dari pemimpin kita, atasan untuk turun ke bawah arahkan ke anak buah, seperti TPA di Matak atau apa, biar kita tiap hari ada pemasukan, daripada hanyut-hanyut di laut kan sayang.
Cuma kita di sini ya bagaimana, kurang kepedulinnya terhadap lingkungan.
Kadang-kadang saya liat plastik-plastik di laut itu ada, kan sayang,” tambahnya.

Wandi menyebut, persoalan ini dapat diatasi jika Pemda bertindak tegas dalam menjaga lingkungan yang disertai kerja sama dengan pengepul sampah di Kabupaten Kepulauan Anambas. “Banyak sampah sehari sehari itu, kalau di kumpul-kumpul se kabupaten Anambas itu sudah berapa uang terbuang. Semua yang jadi uang kita beli gitu,” celetuknya.

Bisnis ini tentunya mampu membuka lapangan kerja bagi para pemulung atau bagi warga yang memilki barang bekas, sampah kardus, palastik atau rongsokan lainnya.

*Ayu

jasa website rumah theme

Pos terkait