Anambas, Metrosidik.co.id–Kebutuhan air bersih di Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas masih dikeluhkan warga. Padahal, pemerintah setempat tidak sedikit menggelontorkan anggaran untuk mengatasai permasalahan tersebut. Bahkan, anggaran yang telah dibelanjakan mencapai kisaran puluhan miliar.
Sistem penggunaan meteran air di setiap rumah warga di sebut-sebut sebagai salah satu langkah jitu mengatasinya. Hal ini diharapkan sebagai upaya untuk membatasi pemanfaatan air bersih yang berlebihan oleh warga.
Hasil pemantauan media di lapangan, saat ini meteran air yang di pasang di rumah warga hampir dalam keadaan rusak dan sebagian meteran banyak tidak lagi terlihat.
Kondisi itu mendapat respon dari Muhammad Sani yang berpengalaman dalam pengelolaan air besih. “Ketersediaan air cukup, jika di kelola dengan baik. Penggunaan meteran air merupakan langkah tepat untuk membatasi penggunaan air secara individu,” sebutnya akhir pekan lalu.
Muhammad Sani sapaan akrab Pang Adung ini juga mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk tidak membebankan urusan pengelolaan air ke dinas PU. “Jangan hanya dibebankan ke dinas PU, pemerintah daerah harus bentuk perda PDAM agar dapat dilakukan penarikan retribusi atas pemanfaatan air. Masyarakat kekurangan air, pemerintah harus tanggap. Mau atau tidak?,” cetusnya.
Ia juga mencontohkan sistem managamen pengelolaan air bersih oleh PDAM kota Tanjungpinang. “Anggap saja Rp,7000/ kubik ikut harga Tanjungpinnag, yang penting air lancar masyarakat tidak kesulitan air. Harga tersebut berbeda antara kebutuhan rumah tangga dan industri sedang,” sebutnya.
Dikatakannya, saat ini meteran yang di pasang di rumah warga ada sekitar 80 persen dalam keadaan rusak dan tanpa ada perawatan. Ia menyebut, hal ini berdampak buruk bagi ketersediaan air bersih.”Meter itu sudah rusak karena tidak ada perwatan. Air banyak terbuang ketika mengalir dan kekurangan saat bak penampung sudah kering,” paparnya.
*Fitra