Kota Agung Timur, Metrosidik.co.id–
Masyarakat Pekon Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, saat ini mengharapkan perhatian dari dinas terkait, seperti adanya perhatian khusus untuk pemeliharaan saluran irigasi air ledeng yang bersumber dari DAM irigasi air Way Lalaan.
Hasil pantauan media ini, saluran irigasi di sungai Way Lalaan Kampung Baru Kotim Tanggamus yang menyuplai air untuk pesawahan petai belum maksimal.
Samsurizal, salah seorang petani setempat mengatakan, akibat kondisi alam dan sampah yang ada di saluran irigasi yang bersumber dari DAM irigasi sungai Way Lalaan Kampung Baru Kotim Tanggamus, berdampak buruk terhadap area persawahan masyarakat.
“Dimana, saat musim hujan saluran irigasi ini akan numpuk sampah di selokan dan gorong gorong air ledeng Way Lalaan ini. Bila tidak dibersihkan, air meluap dari saluran irigasi yang kondisinya terus mengalami pendangkalan. Dan bilamana musim kemarau maka tidak bisa mendapatkan suplpai air yang mencukupi,” terangnya Rabu, 17 Juli 2019.
Dikatakan Samaurizal, permasalahan di irigasi tidak akan terjadi bila dinas terkait rutin melakukan pemeliharaan. “Dengan adanya pemeliharaan air ledeng secara rutin atau perhatian khusus dari pemerintah setempat, pengairan sawah masyarakat akan berjalan normal. Jika musim penghujan areal pengairan ledeng akan tersumbat sampah debit air yang masuk ke area sawah masyarakat akan berkurang dan bila kemarau seperti sekarang ini akan mengalami kekeringan,” sebutnya.
Lanjut dia, sedangkan mayoritas warga disini bergantung pada sawah. Jika area sawah mengalami hambatan seperti kurangnya debit air atau kekeringan. Maka berimbas pada kerugian petani, sehingga guncangan ekonomi pun dirasakan petani .
”Kami berharap kedepan saluran irigasi ini bisa mendapat perhatian khusus dari dinas terkait,” ujarnya.
Sementara itu, warto warga setempat mengatakan, memang benar warga kita sedang mengharapkan adanya pemeliharaan khusus secara rutin Sebab, bila pengairan irigasi ke sawah petani tidak lancar dan debit air ledeng ini berkurang akan membuat hasil pertanian mereka tidak normal atau gagal panen.
“Sebenarnya tahun 2017 kemarin ada yang ngurus, untuk pemeliharaan pengairan irigasi, ada yang ngontrol tim dari UPT. Setelah warga yang ditugaskan untuk pemeliharaan ini meninggal timbulah persoalan ini. Dan saya pernah juga ditugaskan untuk pemeliharaan irigasi tersebut, waktu itu saya pernah di gaji dari UPT sebesar 500 ribu, itu pun cuma satu bulan pertama saja, bulan seterusnya, tidak di gaji lagi. Setelah kurang lebih 6 bulan saya tanyakan ke UPT, jawaban mereka belum turun, bulan seterusnya saya tidak lagi ngontrol untuk membersihkan air ledeng itu lagi. Ungkapnya kepada Tim awak media.
Sementara itu, salah satu staf UPT DAM terkait irigasi di Kota Agung menjelaskan kepada awak media. “Ia dulu memang ada petugas teknis penjaga pintu air DAM Way Lalaan. SKnya dari provinsi, setelah penjaga yang lama meninggal sekitar tahun 2017 lalu, tidak adalagi yang ngurus irigasi DAM Way Lalaan tersebut, ” ujar Nuri kepala tim awak media .
Lanjut Nuri, “kita dulu juga pernah mengajukan untuk penjaga pintu air irigasi Way Lalaan di UPT Kotim Tanggamus, tapi yang keluar dari Pemkab Tanggamus baik tenaga kontrak atau TKS bagian staf semua SK nya. Pungkasnya.
Laporan: Firman