YOGYAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan guguran lava 116 kali selama sepekan terakhir.
“Guguran lava teramati sebanyak 116 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Jumat.
Ia menyebutkan berdasarkan pengamatan mulai 10-16 Desember 2021, gunung api aktif itu juga terpantau tiga kali mengeluarkan awan panas guguran ke arah hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 2.000 meter.
Sementara itu, berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan2 tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan baik kubah barat daya maupun kubah tengah.
Ia menyebutkan volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.622.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
Intensitas kegempaan Merapi pada pekan ini, kata dia, masih cukup tinggi dibandingkan pekan lalu.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM , katanya, juga masih menunjukkan laju pemendekan jarak 0,4 cm per hari.
Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 77 mm per jam selama 180 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 16 Desember 2021.
“Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” katanya.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih.
Apabila gunung api itu mengalami erupsi eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian dijelaskan Hanik.