JAKARTA, METROSIDIK.CO.ID — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dirinya memahami bahwa peminat Program Kartu Prakerja sangat banyak dan semuanya belum tertampung. Saat ini yang diprioritaskan memang adalah para warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Hal itu diungkap Presiden Jokowi saat mengikuti acara Pengarahan Presiden RI kepada Penerima Kartu Prakerja Tahun 2020-2021, di Jakarta, Rabu (17/3/2021).
Jokowi mengaku berbahagia karena bisa bertemu dengan perwakilan peserta Program Kartu Prakerja. Dirinya mendapat laporan bahwa pendaftar program ini mencapai 55 juta orang di 2020, di mana yang mendapatkan SK (surat keputusan) adalah 5,6 juta orang. Dan tahun ini baru 1,8 juta orang.
“Artinya peminatnya sangat banyak sekali. Artinya apa? Memang belum tertampung semuanya,” kata Jokowi.
“Ini program sebetulnya untuk semuanya. Siapa pun boleh. Yang lulus SMA, yang lulus SMK pun silahkan, yang lulus perguruan tinggi juga silahkan, yang drop out pun juga silahkan, yang PHK silakan. Tapi yang prioritas saat ini, memang yang diberi prioritas, yang diutamakan, yang terkena pemutusan hubungan kerja. Tapi sebetulnya ini untuk siapa pun,” tegas Jokowi.
Jokowi juga menerima laporan dari manajemen pelaksana soal pelatihan apa yang disenangi oleh para peserta yang mendaftar.
Yang pertama adalah pelatihan pemasaran online karena memang pasar menghendaki, khususnya kantor-kantor perbankan serta industri.
“Yang pengen jadi wirausahawan juga menghendaki itu karena memang jamannya adalah zaman digital,” kata Jokowi.
Yang kedua adalah pelatihan terkait industri food and beverage karena memang produknya selalu laku. Jokowi menilai kemampuan terkait ini memang menjanjikan, baik untuk wirausaha maupun untuk pekerjaan. Menurut Jokowi, ke depan, yang paling menjanjikan adalah sektor pangan dan energi.
Yang ketiga berkaitan dengan kemampuan di bidang teknologi informasi (IT), khususnya lagi yaitu programming web.
Yang keempat, berkaitan dengan urusan perkantoran sebab industri dan kantor memang memerlukan tenaga kerja terlatih di sektor ini.
Yang kelima adalah pelatihan yang berkaitan dengan kewirausahaan. Jokowi menilai hal ini bisa dipahami karena banyak anak muda yang ingin masuk ke dunia usaha.
“Saya kira pelatihan seperti ini yang sangat diperlukan. Saya memulai usaha dulu dari nol juga, dimulai dari ikut pelatihan. Dulu pelatihan saya seminggu, tapi kalau ini kan sekarang sudah jamannya jaman digital, bapak ibu bisa belajar online. Itu akan lebih mempercepat,” beber Jokowi.
Yang jelas, dari survei Manajemen Pelaksana itu juga dihasilkan bahwa 88 persen peserta mengaku keterampilannya meningkat setelah ikut program itu. Jokowi mengaku bahwa itulah yang diharapkan sejak awal diinisiasi oleh pemerintahannya.
Sebab dalam zaman yang penuh dengan kompetisi, bila keterampilan dan skill tidak diperbaiki setiap hari, maka akan hilang.
“Ini perlu saya ingatkan. Jamannya jaman yang kecepatan perubahan itu cepat banget sekarang ini dan saudara-saudara harus mengikuti itu. Kalau perubahan ini tidak diikuti, ya tahu-tahu kita, loh temen saya udah jauh banget, kok kita masih di sini? Karena dia memperbaiki keterampilannya, meningkatkan keterampilannya, meningkatkan skill-nya, dan kita tidak,” beber Jokowi.
Jokowi juga sempat berdialog dengan para peserta Prakerja yang sudah berhasil mendapatkan pekerjaan atau usaha baru pascamengikuti pelatihan di program tersebut. Yakni Steven dari Sulawesi Utara yang sebelumnya di-PHK sebagai satpam, namun belakangan sukses bekerja sebagai marketing usai menerima pelatihan.
Selain itu ada juga Fauziah dari DKI Jakarta, yang setelah mengikuti program itu memutuskan untuk berbisnis secara online serta bekerja menjadi tenaga administrasi.
Ada juga peserta dari Jayapura, Papua, bernama Ferli, yang dulunya hanya ibu rumah tangga. Terdaftar di gelombang keenam, Ferli kini menjadi perias freelance.
“Contoh ini saya kira bagus sekali dan juga saya berharap ini nanti akan menjadi model kita meningkatkan skill, meningkatkan keterampilan kita semuanya. Mungkin nanti kalau sudah tidak pandemi, yang online banyak, yang offline juga banyak,” ujar Jokowi.
Sumber: