Tulang Bawang, Metrosidik.co.id–Kinerja Kepala Desa Rejo Sari, Nano Alamsyah, Kecamatan Penawar Tama, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, mendapat sorotan dari warga setempat. Pasalnya, pengelolaan dana desa dianggap oleh warga tidak transparan dan akuntabel.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. Ia mengatakan, saat ini ada pengerjaan pembangunan Talut yang tidak diketahui pagu anggarannya.
“Ada pekerjaan pembangunan Talut di kampung ini yang baru selesai dibangun. Cuma baru beberapa bulan kemudian, Talut yang baru dibangun itu sudah roboh,” jelas sumber, Sabtu, 8 Mei 2019.
Selain itu, sumber ini menyebut, ada dugaan pungli terkait program sertifikat tanah serentak yang dilakukan oknum kades, dimana masyarakat yang ingin ikut membuat sertifikat harus membayar.
“Biaya pendaftarannya sebesar 200 ribu. Itu pun ada yang bayar lebih dari 200. Setelah sertifikat kita jadi masih ada lagi biaya tambahan yang dibebankan kemasyarakat oleh oknum perangkat desa,” ucapnya.
Terpisah, Harun selaku Sekretaris Desa Rejo Sari saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa,dirinya tidak mengetahui terkait penggunaan anggaran di tahun 2018.
“Masalah anggaran kantor desa peralatan perawatan operasional/insentif guru ngaji atau ibu PKK dan guru Paud, semua itu saya tidak tau menahu. Termasuk dibidang pembangunan kampung ini,karena semua itu yang hendelnya pak lurah semua,” jelasnya.
Ia pun menceritakan bahwa selama ini kepala desa tidak melibatkan perangkat desa dalam pengelolaan dana desa. “Seperti aparat kampung maupun yang lain itu tidak dipungsikan. Jadi selama ini pak lurah belanja sendiri, dikerjakan dia sendiri dana desa itu,” cetusnya.
Dikatakan Harun, anggaran untuk pembangunan kampung di tahun anggaran 2018 hanya membuat gorong gorong kecil 15 unit, dan pembangunan Talut sepanjang 540 meter, serta timbunan jalan.
Terpantau dilapangan, saat ini bangunan kantor Desa Rejo Sari terlihat kumuh dan terkesan tidak terawat.
Harun juga mengomentari prihal kantor desa tersebut. “Terkait kantor desa yang terlihat kumuh, itu sebenarnya adalah Posyandu. Kampung kita belum ada balai desa atau kantor desa, maka kita pakai dulu untuk sementara waktu,” terangnya.
Hingga berita ini diterbitkan Nano Alamsyah selaku Kepala Desa Rejo Sari belum dapat dikonfrmasi. Sedangkan nomor handphone miliknya saat dihubungi tidak direspon.
*Aptori Tuba