
Dokumentasi Dinkes KKA, Pertumbuhan Tinggi Badan Balita
Anambas, Metrosidik.co.id–Apa itu Stunting ?. Sunting adalah permasalahan gizi buruk kronis yang dapat membunuh masa depan regenerasi bangsa. Dampak dari stunting setidaknya dapat dilihat dari pertumbuhan anak yang tidak wajar, bentuk fisik yang pendek dan tingkat kecerdasan yang menurun.
Tingkat stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas masih tergolong rendah di antara Kabupaten se-Propinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan data laporan pemantauan pertumbuhan tinggi badan balita di Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 2018 dari 7 Puskesamas, balita yang menderita stunting relatif masih rendah.
Pertumbuhan tinggi badan balita tahun 2018 di KKA diantaranya, Puskesmas Tarempa jumlah balita sangat pendek (PB/U) atau (TB/U) 24 dan pendek 26, Puskesmas Letung sangat pendek 0, pendek 71 Puskesmas Palmatak sangat pendek 334 dan pendek 649, Siantan Timur sangat pendek 1 dan pendek 21, Siantan Selatan sangat pendek 23 dan pendek 58, Jemaja Timur sangat pendek 0 dan pendek 54, serta Siantan Tengah sangat pendek 16 dan pendek 86.
Dr.Irawati Sagala Kepala Sesi (Kasi) Kesehatan Gizi Keluarga Dinkes KKA mengatakan, selain gizi buruk kebiasaan masyarakat setempat menjadi penentu pertumbuhan angka Stunting.” Pola asuh setiap keluarga tidak sama, ada keluarga yang mampu tapi permasalahan di mana ibunya tidak paham dalam pemberian pola makanan kepada balita. Harusnya di daerah laut tidak perlu ada Stunting, karena sumber Ikan banyak tersedia. Ikan salah satu sumber asupan gizi terbaik,” jelasnya Dokter gizi ini bersama Dian Ardiansyah Izhar, Kabid Kesmas Dinkes KKA kepada Metrosidik Kamis, 31/01/19.
Ia menambahkan, perlunya peran dari setiap desa untuk mencegah Stunting. “Gizi buruk mengarah ke Stunting, jika sudah Stunting masih bisa di perbaiki dari segi fisik saja. Namun, tingkat kecerdasan tidak bisa diperbaiki. Untuk itu peran keluarga sangat penting, stunting di Anambas banyak kasus terjadi karena pola asuh yang salah, tambahnya.
Selain asupan gizi yang kurang kebersihan lingkungan menjadi penyebab Stunting. Sofiani Srilagoo staf Dinkes KKA di bidang program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) ini mengatakan masih banyak pola hidup dilingkungan yang belum baik.
“Sanitasi yang buruk sangat berpengaruh. Stunting dimulai dari kehamilan. Gizi ibu hamil tidak akan terserap dengan baik jika lingkungan di penuhi bakteri,” jelasnya.
Dikatakannya, kebersihan lingkungan di daerah pesisir perlu penanganan khusus seperti jamban besar rumah warga yang belum menerapkan safety tank. Dengan jamban langsung ke laut dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan dengan tumbuhnya bakteri seperti Ecoli yang berasal dari Tinja kotoran manusia.
* Fitra